Berita

Ketua (LP-KPK) Duga Ada “Tangan Ajaib” Pembangunan Proyek Screen House Modern di Mamasa Terbengkalai

×

Ketua (LP-KPK) Duga Ada “Tangan Ajaib” Pembangunan Proyek Screen House Modern di Mamasa Terbengkalai

Sebarkan artikel ini

Mamasa – Potretnusantara.co.id – Proyek pembangunan Screen House modern di Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, kini terancam terbengkalai. Proyek yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa,ini seharusnya selesai pada 15 November 2024, namun hingga 17 Desember 2024, pekerjaan tersebut belum juga rampung. Anggaran yang digunakan untuk proyek ini mencapai ratusan juta rupiah.

Ketua Komisi Cabang Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Kabupaten Mamasa, Eliasib, mengungkapkan sejumlah kejanggalan setelah melakukan investigasi langsung ke lokasi. Salah satu temuan utama adalah tidak terpasangnya papan proyek, padahal papan proyek merupakan kewajiban yang harus dipenuhi pada setiap proyek yang menggunakan dana publik. Selain itu, beberapa bagian rangka bangunan juga terlihat belum terpasang dengan baik.

“Setelah meninjau langsung ke lokasi, kami menemukan bahwa papan proyek tidak terpasang, padahal itu adalah kewajiban. Selain itu, beberapa bagian bangunan juga belum terpasang dengan baik. Ini sangat mencurigakan,” ungkap Eliasib, Senin (23/12/2024).

Untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai penyebab keterlambatan proyek tersebut, Eliasib menghubungi salah seorang warga Desa Osango, Sudiarno Allowali. Sudiarno Allowali mengonfirmasi bahwa proyek tersebut memang belum selesai, dan ia menduga proyek ini menghadapi masalah anggaran.

“Saya juga bingung, proyek ini kok belum selesai. Apakah anggarannya habis atau ada masalah lain, saya tidak tahu,” kata Sudiarno.

Eliasib kemudian menghubungi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa untuk meminta klarifikasi terkait proyek ini. Namun, Kepala Dinas mengaku tidak mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai proyek tersebut. Kejanggalan semakin meningkat setelah Eliasib menghubungi salah satu kontraktor yang bertanggung jawab atas pengerjaan proyek. Menurut keterangan yang diperoleh, papan proyek sempat terpasang, namun kemudian hilang.

“Memang papan proyek sempat dipasang, namun hilang,” ujar seorang kontraktor yang enggan disebutkan namanya.

Sudiarno Allowali, salah seorang warga Desa Osango, juga mengakui bahwa papan proyek sempat terpasang, namun kemudian hilang. “Mungkin papan itu ditiup angin atau dikeluarkan oleh kontraktornya,” ujarnya.

Pernyataan ini semakin menambah keraguan dan kecurigaan terhadap pengelolaan proyek tersebut. Eliasib menilai pengawasan terhadap proyek ini sangat lemah, terutama dari pihak Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa. Ia pun berencana membawa kasus ini ke Aparat Penegak Hukum (APH) di Sulawesi Barat untuk diselidiki lebih lanjut.

“Ini jelas ada kelalaian dalam pengawasan. Kami akan mengawal kasus ini, dan jika ditemukan indikasi pelanggaran hukum, kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum,” tegas Eliasib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »