AGAMA

Penjelasan Mandi Wajib (Ghusl) dalam Islam Berdasarkan Kitab Safinatun Najah

×

Penjelasan Mandi Wajib (Ghusl) dalam Islam Berdasarkan Kitab Safinatun Najah

Sebarkan artikel ini

فصل ) موجبات الغسل ستة: إيالج الحشفة في الفرج ، وخروج المنى والحيض والنفاس
والوالدة والموت

[Fasal] Kewajiban mandi ada 6 :
1) Memasukkan hasyafah kedalam farji’
2) Keluar sperma
3) Haid
4) Nifas
5) Melahirkan
6) Mati


. فصل ) فروض الغسل اثنان : النية ، وتعميم البدن بالماء

[Fasal] Fardhu mandi ada 2 :
1) Niat
2) Meratakan air keseluruh badan. Penyusun dan Penterjemah ; Ats-Tsauriy & Imam Nawawi

Matan Safinatun Najah, atau Bahtera Keselamatan, adalah karya terkenal yang dikarang oleh Asy-Syaikh Al-‘Alim Al-Fadlil Salim bin Samiyr Al-Hadlramiy, yang bermazhab Syafi’i. Kitab ini berisi pedoman mengenai berbagai aspek hukum Islam, termasuk tata cara dan syarat mandi wajib (ghusl). Berikut ini adalah penjelasan terperinci mengenai mandi wajib berdasarkan kitab tersebut:

1. Keadaan yang Mewajibkan Mandi Wajib (Ghusl)

Mandi wajib diperlukan dalam enam keadaan berikut:

  • Masuknya Hasyafah ke Dalam Farji: Mandi wajib diwajibkan ketika kepala zakar (hasyafah) dimasukkan ke dalam vagina (farji), meskipun tidak keluar sperma.
  • Keluar Sperma: Mandi wajib juga diperlukan jika keluar sperma dari tubuh, baik akibat hubungan seksual, mimpi basah, atau stimulasi seksual.
  • Haid: Setelah darah menstruasi (haid) berhenti, seorang wanita diwajibkan mandi wajib sebelum melaksanakan ibadah seperti shalat.
  • Nifas: Setelah melahirkan, darah nifas yang keluar dari rahim wanita juga mewajibkan mandi wajib sebelum melakukan ibadah tertentu.
  • Melahirkan: Proses kelahiran memerlukan mandi wajib sebagai bentuk penyucian, meskipun tidak langsung terkait dengan nifas.
  • Mati: Jenazah harus dimandikan (ghusl jenazah) setelah meninggal dunia sebagai bagian dari prosesi pemakaman sesuai dengan ajaran Islam.

2. Syarat Sah Mandi Wajib (Ghusl)

Untuk melaksanakan mandi wajib dengan sah, dua syarat utama harus dipenuhi:

  • Niat: Niat harus ada dalam hati untuk melakukan mandi wajib. Niat ini tidak perlu diucapkan secara lisan tetapi harus jelas dalam hati.
  • Menyiramkan Air ke Seluruh Tubuh: Air harus merata ke seluruh bagian tubuh, termasuk rambut, kulit, dan bagian tersembunyi, tanpa ada yang terlewatkan.

3. Prosedur Mandi Wajib (Ghusl)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan mandi wajib:

  • Niat: Mulailah dengan niat di hati untuk mandi wajib sebagai bentuk penyucian diri.
  • Membasuh Tangan: Basuh tangan hingga pergelangan tangan sebelum memulai mandi.
  • Membersihkan Organ Intim: Bersihkan organ intim jika ada kotoran sebelum melanjutkan mandi.
  • Mandi Secara Keseluruhan: Basuh seluruh tubuh dengan air, dimulai dari kepala dan dilanjutkan hingga seluruh tubuh.
  • Menyiram Air ke Seluruh Tubuh: Pastikan air mengenai seluruh bagian tubuh, termasuk area yang sulit dijangkau seperti bawah ketiak dan antara jari-jari.

Dengan mengikuti panduan dari kitab Safinatun Najah, proses mandi wajib dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, memastikan bahwa pembersihan diri dilakukan dengan cara yang benar dan sah.

(#) Allahu A’lam Bissawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »