AGAMA

Matan Safinatun Najah: Pembahasan Niat dalam Wudhu

×

Matan Safinatun Najah: Pembahasan Niat dalam Wudhu

Sebarkan artikel ini

فصل ) النية : قصد الشيء مقترنا بفعله ، ومحلھا القلب والتلفظ بھا سنة ، ووقتھا عند غسلأول جزء من الوجه ، والترتيب أن ال يقدم عضو على عضو

[Fasal] Niat adalah menyengaja sesuatu bersamaan dengan pekerjaannya, adapun tempatnya niat didalam hati sedangkanmengucapkan dengan lisan itu sunnah. Waktu niat ketika membasuh muka (bila mengerjakan wudlu’). Tertib adalah tidak mendahulukan (membasuh/mengerjakan)anggota wudlu’ atas anggota wudlu (yang seharusnya diakhirkan). Penyusun dan Penterjemah; Ats-Tsauriy & Imam Nawawi

Pendahuluan
Matan Safinatun Najah: Sebuah kitab klasik yang berisi ringkasan ilmu fikih mazhab Syafi’i, sangat populer di kalangan santri dan ulama.
Pengarang: Asy-Syaikh Salim bin Samiyr Al-Hadlramiy, seorang ulama yang sangat dihormati.

Materi: Kitab ini mencakup berbagai aspek ibadah, salah satunya adalah pembahasan tentang wudhu.

Niat dalam Wudhu: Merupakan rukun yang sangat penting dalam ibadah wudhu, karena tanpa niat yang benar, wudhu tidak sah.
Pembahasan Niat

Pengertian Niat:
Menurut Matan Safinatun Najah, niat adalah menyengaja sesuatu yang disertai dengan perbuatan.

Niat merupakan kehendak dalam hati untuk melakukan suatu ibadah.

Tempat Niat:
Niat bertempat di dalam hati.
Mengucapkan niat dengan lisan adalah sunnah, bukan rukun.

Waktu Niat:
Waktu yang paling utama untuk membacakan niat adalah ketika memulai membasuh wajah.

Hukum Niat:
Niat merupakan rukun dalam wudhu, artinya wudhu tidak sah tanpa niat.
Tertib dalam Wudhu

Pengertian Tertib:
Tertib berarti melakukan anggota wudhu sesuai dengan urutan yang telah diajarkan.
Tidak boleh mendahulukan anggota wudhu yang seharusnya dilakukan kemudian.

Hukum Tertib:
Tertib juga merupakan rukun dalam wudhu.
Jika tidak tertib, maka wudhu menjadi tidak sah.
Penjelasan Lebih Lanjut

Hikmah Niat:
Niat menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam beribadah.
Niat membedakan ibadah dengan perbuatan biasa.

Hikmah Tertib:
Tertib menunjukkan adanya sistematika dalam ibadah.
Tertib memudahkan seseorang untuk mengingat urutan-urutan wudhu.

Contoh Niat Wudhu:
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًاِللهِ تَعَالَى
“Nawaitul wudhua liraf’il hadatsil asghari fardhan lillahi ta’ala.” (Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah Ta’ala).
(#)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »