Opini Oleh: Tamrin. M (Alling Tapol)
Mantan Ketua Umum PP KPM-PM Periode 2007-2009
Polewali Mandar dan Sulawesi Barat tengah menjadi sorotan menjelang pemilihan kepala daerah Polewali Mandar dan pemilihan gubernur Sulawesi Barat 2024. Berbagai tokoh muncul dengan ambisi membawa kemajuan bagi daerahnya.
Namun, konstalasi politik kali ini berbeda dengan pemilihan presiden sebelumnya. Perhatian tidak lagi terpaku pada figur, melainkan pada strategi politik yang digunakan.
Dua strategi utama yang diamati adalah negosiasi dan cash and carry.
Negosiasi melibatkan tokoh politik yang membangun hubungan baik dengan petinggi partai untuk mendapatkan rekomendasi sebagai kandidat. Mereka membangun koalisi dan menawarkan solusi untuk memenangkan dukungan partai.
Cash and carry di sisi lain, fokus pada penggalangan dana untuk membeli dukungan dari tokoh masyarakat dan anggota partai. Strategi ini memanfaatkan kekuatan finansial untuk mendapatkan akses ke kursi kekuasaan.
Kedua strategi memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Negosiasi membutuhkan kemampuan politik yang mumpuni dan jaringan yang luas, sedangkan cash and carry membutuhkan modal besar.
Pilihan strategi tergantung pada kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh para tokoh politik. Masyarakat perlu jealous dan kritis dalam menilai strategi yang digunakan oleh para kandidat, dan memilih pemimpin yang berkualitas dan berintegritas, bukan hanya yang memiliki modal besar atau jaringan politik yang luas.
Pemilihan kepala daerah dan pemilihan gubernur bukan hanya tentang memilih figur, tetapi juga tentang memilih arah dan masa depan daerah. Masyarakat harus mempertimbangkan visi dan misi para kandidat, serta strategi yang mereka gunakan untuk mencapai tujuannya.
Pemilu yang demokratis membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Masyarakat harus memanfaatkan hak pilihnya dengan cerdas dan bertanggung jawab untuk menentukan masa depan daerahnya.