AGAMA

Refleksi Mendalam tentang Perlindungan, Keberkahan, dan Tanggung Jawab

×

Refleksi Mendalam tentang Perlindungan, Keberkahan, dan Tanggung Jawab

Sebarkan artikel ini

Kajian Keislaman Oleh: Muhammad Warakaf Ketua Umum Pemuda Bulan Bintang Sulsel

Doa Rasulullah SAW yang diajarkan untuk memohon perlindungan dan keberkahan saat bepergian jauh, bagaikan mutiara hikmah yang sarat makna dan penuh dengan tuntunan ilahi. Di balik kalimat-kalimat yang sederhana, terpancar kedalaman makna tentang pentingnya menjaga diri, memelihara hubungan, dan bersyukur atas amanah yang diemban.

Rasulullah SAW jika melakukan perjalanan jauh, beliau akan berdoa:

اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ.
Artinya: “Ya Allah. Engkau adalah teman dalam perjalanan, dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali, serta dari kekafiran setelah iman, dan dari doa orang yang dizalimi dari keburukan pemandangan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi).

Pertama, doa ini menegaskan peran Allah SWT sebagai pelindung dan pemberi kemudahan dalam setiap perjalanan. Beliau menyebut Allah sebagai “Shahibul Safar” (Teman dalam perjalanan), menyiratkan bahwa Allah SWT senantiasa menyertai hamba-Nya di manapun mereka berada. Keyakinan ini menumbuhkan rasa tenang dan berani dalam melangkah, karena setiap langkah diiringi dengan pertolongan dan penjagaan dari Allah SWT.

Kedua, doa ini mengingatkan tanggung jawab kita dalam menjaga keluarga saat bepergian. Rasulullah SAW memohon kepada Allah agar menjadi “Khalifah” (Pengganti) bagi keluarga yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dalam perjalanan, tanggung jawab terhadap keluarga tidak boleh diabaikan. Kita harus memastikan bahwa keluarga terlindungi, tercukupi kebutuhannya, dan terhindar dari berbagai bahaya selama kita tidak berada di sisi mereka.

Ketiga, doa ini mencerminkan kewaspadaan terhadap berbagai rintangan dan cobaan yang mungkin terjadi dalam perjalanan. Rasulullah SAW berlindung kepada Allah dari berbagai kesulitan seperti “Watsais Safar” (beratnya perjalanan), “Kaabatil Manzhari” (kesedihan saat kembali), “Su’il Munqalabi” (keburukan setelah iman), dan “Dzu’l Maqhati” (doa orang yang dizalimi). Doa ini mengingatkan kita untuk selalu waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi, serta memohon kekuatan dari Allah SWT untuk melewati setiap rintangan dengan penuh ketabahan dan keimanan.

Keempat, doa ini mengandung pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga harta dan hubungan baik dengan keluarga. Rasulullah SAW memohon perlindungan dari “Su’il Munqalabi fil Maali wal Ahli”, yang menunjukkan bahwa harta dan keluarga adalah amanah yang harus dijaga dengan baik. Doa ini juga menjadi pengingat untuk selalu menjaga keharmonisan dan keutuhan keluarga, baik saat bersama maupun saat berjauhan.

Kesimpulannya, doa Rasulullah SAW saat perjalanan jauh bukan hanya kalimat-kalimat pelengkap, melainkan panduan spiritual yang kaya makna. Doa ini menuntun kita untuk selalu bergantung kepada Allah SWT dalam setiap langkah, menjaga tanggung jawab terhadap keluarga, dan memelihara kewaspadaan terhadap berbagai rintangan. Dengan meresapi makna doa ini, kita dapat menjadikan setiap perjalanan sebagai sebuah perjalanan penuh makna dan berkah, diiringi dengan rasa tenang, tanggung jawab, dan rasa syukur yang mendalam.

والله أعلمُ بالـصـواب

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »