Kajian Islam Oleh: Syarif Larampang Parawali
Direktur. PT. Potret Nusantara Group
Dari ‘Abdurrahman bin Samurah.
“عنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ”
Artinya, “Dari ‘Abdurrahman bin Samurah mengatakan, Nabi saw berkata kepadaku: ‘Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik’.” (HR Al-Bukhari).
Pengantar
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada telah menetapkan bahwa Pilkada 2024 akan digelar pada November. Momen ini menjadi tonggak penting dalam siklus politik di berbagai daerah di Indonesia. Di tengah keragaman siklus politik tersebut, penting untuk mengajak masyarakat “berpolitik” dengan cara yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai agama masing-masing.
Pendidikan politik yang berkualitas bagi masyarakat menjadi kunci utama untuk mewujudkan Pilkada 2024 yang damai dan konstruktif. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang hak dan kewajiban mereka dalam proses demokrasi. Dengan demikian, mereka dapat berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam memilih pemimpin terbaik bagi daerahnya.
Hadis Abdurrahman bin Samurah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ini, dapat menjadi pedoman penting dalam “berpolitik” dengan nilai-nilai agama. Hadits ini menekankan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam kepemimpinan. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi keadilan, kesetaraan, dan partisipasi rakyat.
Hadis Abdurrahman bin Samurah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ini, mengandung beberapa pesan penting terkait kepemimpinan dan sumpah. Berikut beberapa poin pentingnya:
“Hindari Meminta Jabatan”
Nabi Muhammad SAW melarang Abdurrahman bin Samurah untuk meminta jabatan. Hal ini karena meminta jabatan dikhawatirkan akan didasari oleh ambisi pribadi, bukan karena niat untuk mengabdi.
“Fokus pada Kemampuan”
Pemimpin yang baik adalah yang dipilih karena kemampuan dan kesalihannya, bukan karena memintanya.
“Tawakal kepada Allah SWT”
Pemimpin yang ideal adalah yang senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dan yakin bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik untuknya.
“Bertanggung Jawab”
Pemimpin yang diberi amanah harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
“Tentang Sumpah”
Penuhi janji, jika seseorang telah bersumpah sebagai bentuk implementasi daripada komitmen dan konsisten.
“Melakukan yang Lebih Baik”
Jika seseorang telah bersumpah, maka ia dianjurkan untuk menebus sumpahnya dan melakukan hal yang lebih baik tersebut.
“Kejujuran dan Integritas”
Sumpah harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan integritas, bukan untuk menipu atau memanipulasi orang lain.
Prinsip-prinsip dalam hadis ini juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam politik, bisnis, dan kehidupan pribadi. Para pemimpin haruslah memiliki integritas dan moralitas yang tinggi, dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam kehidupan pribadi, kita harus selalu berpegang teguh pada janji dan komitmen yang telah dibuat, serta berani untuk mengakui kesalahan dan memperbaiki diri.
Kesimpulan
Hadis Abdurrahman bin Samurah merupakan pedoman berharga bagi umat Islam dalam menjalankan kepemimpinan dan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam hadis ini, kita dapat menjadi pemimpin yang adil dan amanah, serta individu yang bertanggung jawab dan berintegritas.
Penutup
Mari kita jadikan Pilkada 2024 sebagai momentum untuk memperkuat partisipasi politik masyarakat dengan nilai-nilai agama. Dengan berpolitik dengan cara yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai agama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih adil, makmur, yang diridai Allah Subhanahu Wataala.
والله أعلمُ بالـصـواب