Mamasa – Potretnusantara.co.id – Memasuki 100 hari masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa yang baru, Himpunan Pelajar Mahasiswa Mambi (HPMB) menyampaikan evaluasi kritis terhadap capaian dan arah kebijakan pemerintah daerah. Menurut Mujahid Ketua Umum HPMB, hingga saat ini, pemerintahan baru belum menunjukkan perubahan signifikan yang dijanjikan saat masa kampanye.
Organisasi mahasiswa tersebut, menilai bahwa kepemimpinan yang baru belum mampu memaksimalkan kinerjanya. Sejumlah program dan janji kampanye yang sempat digaungkan, dinilai masih bersifat retoris dan belum terlihat implementasi konkret di lapangan. Hal ini menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat, khususnya kalangan pemuda dan pelajar yang berharap pada perubahan nyata.
Ketua Umum HPMB, Mujahid, menyatakan bahwa janji kampanye yang disampaikan Bupati dan Wakil Bupati saat mencalonkan diri, seharusnya mulai terlihat dalam bentuk aksi nyata, bukan hanya sebatas wacana.
“Kami menganggap setelah bupati dilantik sampai 100 hari kerja, kami belum melihat kinerja bupati dan wakilnya. Terutama di bidang pendidikan dan pembangunan,” ungkap Mujahid, Minggu (8/6/2025).
Mujahid menegaskan bahwa momentum 100 hari kerja seharusnya dijadikan titik tolak bagi evaluasi kinerja pemerintahan. Ia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada kebijakan konkret yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas pendidikan.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa HPMB mencatat sejumlah poin penting dalam refleksi 100 hari masa kerja pemerintahan ini. Mereka menilai perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap arah kebijakan dan program prioritas daerah, agar tidak terus menjauh dari kebutuhan riil masyarakat.
“Kami mengingatkan, amanah jabatan adalah tanggung jawab besar yang menuntut kerja nyata, bukan sekadar pencitraan,” tegas Mujahid.
Ketua Umum HPMB, Mujahid, berharap agar pemerintah daerah segera melakukan koreksi terhadap arah kebijakan dan segera menunjukkan komitmen nyata, terhadap pembangunan Mamasa, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan dengan aksi yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.