Opini: Lili Cahyati, Keterlibatan Pemuda dalam Perkembangan Teknologi di Era Revolusi 5.0
Akselerasi adalah proses percepatan atau peningkatan kecepatan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti teknologi, ekonomi, dan perubahan sosial. Dalam konteks ini, akselerasi merujuk pada percepatan perubahan yang terjadi di berbagai bidang.
Perkembangan teknologi saat ini menuju dunia yang serba digital berkembang dengan sangat cepat. Industri 5.0, yang sebelumnya diperkirakan akan hadir 20 tahun setelah revolusi industri 4.0, ternyata datang lebih cepat, yakni dalam waktu kurang dari 10 tahun. Sementara Indonesia masih beradaptasi dengan revolusi industri 4.0, konsep baru bernama Society 5.0 sudah diperkenalkan oleh Jepang.
Society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan pemanfaatan ilmu pengetahuan modern untuk kebutuhan manusia, dengan tujuan agar manusia dapat hidup lebih nyaman. Berbeda dengan revolusi industri 4.0 yang lebih fokus pada kemajuan bisnis, Society 5.0 menciptakan nilai baru yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, usia, jenis kelamin, dan bahasa, serta menyediakan produk dan layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kelompok.
Di era digital ini, gaya hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perangkat elektronik. Oleh karena itu, dalam menghadapi revolusi 5.0 atau super smart society, diperlukan penyesuaian di berbagai sektor. Indonesia tidak memiliki pilihan lain selain terus melanjutkan pembangunan infrastruktur digital dan menyusun kebijakan serta regulasi yang mendukung pertumbuhan industri telekomunikasi yang efisien dan progresif.
Peran pemuda dalam menghadapi tantangan globalisasi sangatlah penting, terutama di tengah kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang. Dalam kerangka kebangsaan, kita harus memastikan bahwa globalisasi tidak memicu disintegrasi bangsa, terutama dalam pola pikir generasi muda Indonesia. Masa depan bangsa ini sangat bergantung pada generasi mudanya.
Generasi muda perlu menyikapi arus globalisasi dengan bijaksana, agar kita dapat mengatasi berbagai masalah kebangsaan di masa depan. Dalam hal ini, pemerintah perlu menindaklanjuti kebijakan yang inklusif dan responsif terhadap kepemudaan. Di sisi lain, keterlibatan pemuda harus lebih bermanfaat bagi bangsa, dengan mengubah pola pikir, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan minat serta bakat masing-masing pemuda.