Bone – Potretnusantara.co.id – Perhimpunan Mahasiswa Bone Universitas Hasanuddin Latenritatta (PMB-UH LATENRITATTA) kembali menggelar kegiatan Latenritatta Goes To School 2025 (LGTS 2025), yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan informasi mengenai pentingnya pendidikan kepada siswa SMA/SMK/MA sederajat se-Kabupaten Bone.
Kegiatan ini berlangsung dari 20 hingga 26 Januari 2025, dengan puncaknya berupa seminar pendidikan pada 26 Januari 2025.
Program tahunan ini merupakan bagian dari upaya PMB-UH LATENRITATTA untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pendidikan tinggi.
Sebagai referensi, data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2023 mencatat bahwa Kabupaten Bone berada di posisi ke-23 dari 24 kabupaten/kota di provinsi tersebut dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Angka ini dipengaruhi oleh rendahnya Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yang menjadi indikator penting dalam kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Kondisi ini mendorong pelaksanaan LGTS 2025 untuk memperbaiki dan menanggulangi persoalan pendidikan di Bone.
Ketua PMB-UH LATENRITATTA, Adrian Hidayat, menegaskan, “Bone selalu menjadi kiblat bagi orang-orang hebat, tetapi sejauh mana mereka berkontribusi untuk Bone? Memprihatinkan ketika melihat beberapa sekolah yang kondisinya jauh dari layak, seperti di Kecamatan Tellu Limpoe yang fasilitas Sekolah Dasarnya sangat minim.” Menurut Adrian. Kamis (30/1/2025) kepada awak media.
persoalan ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Kabupaten Bone.
Pada persiapan LGTS 2025, panitia menggelar bazar dialog dengan tema “Pendidikan dan Kesehatan Mental: Bekal Masa Depan” pada 12 Januari 2025. Tema ini dipilih untuk memberi pemahaman lebih dalam mengenai faktor kesehatan mental yang memengaruhi minat dan motivasi siswa dalam melanjutkan pendidikan.
Dr. Muhammad Syahrial, seorang narasumber dalam dialog tersebut, menyampaikan bahwa gangguan kesehatan mental bisa menghalangi siswa dalam merencanakan masa depan yang lebih baik.
Ia menekankan, “salah satu dampak dari gangguan kesehatan mental adalah ketidakmampuan siswa dalam memikirkan jangka panjang dari keputusan yang mereka ambil.” Kata Dia.
Lebih lanjut, Andi Geerhand, narasumber lainnya, mengkritisi sistem pendidikan yang berfokus pada administrasi dan tugas-tugas pelajaran yang berlebihan, tanpa memberikan ruang bagi pengembangan literasi siswa.
“Kapan siswa punya waktu untuk memperkuat literasi mereka jika mereka terus disibukkan dengan tugas-tugas administratif?” kata Andi.

Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam aspek pendidikan yang lebih mendalam seperti afektif, psikomotorik, dan spiritual, yang sering diabaikan dalam evaluasi pendidikan.
Dalam rangkaian kegiatan LGTS 2025, PMB-UH LATENRITATTA mengunjungi 30 sekolah di lima sektor yang tersebar di seluruh Kabupaten Bone.
Observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor geografis dan ekonomi menjadi hambatan besar bagi banyak siswa di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Banyak dari mereka yang harus memilih bekerja atau membantu orang tua, karena terbatasnya akses dan finansial untuk pendidikan lebih lanjut.
“Sebagian besar siswa di daerah terpencil, terutama yang tinggal di kawasan persawahan dan pesisir, sulit untuk melanjutkan pendidikan karena terbentur biaya dan akses yang terbatas,” ujar Adrian
Hidayat. Berbeda dengan siswa di kota, mereka lebih sering mendapat dorongan dan dukungan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari keluarga mereka.
Tantangan ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Meningkatkan akses pendidikan ke daerah terpencil dan memberikan dukungan finansial untuk siswa berprestasi merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan IPM Kabupaten Bone secara keseluruhan.
Seminar pendidikan sebagai puncak acara LGTS 2025, yang dilaksanakan di Baruga La Teya Riduni, Rumah Jabatan Bupati Bone, turut dihadiri oleh Asisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Bone, Anwar, S.H., M.Si., M.H. Dalam sambutannya, Anwar menekankan pentingnya persiapan generasi muda menghadapi kemajuan teknologi yang cepat.
“Generasi muda harus mengisi diri dengan pengetahuan, mempersiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi, tetapi tetap harus dibarengi dengan akhlak dan karakter yang baik,” Menurutnya.
Seminar ini juga dihadiri oleh Dr. Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd., Kepala Seksi Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, yang memaparkan tantangan pendidikan di Kabupaten Bone, seperti disparitas kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pelosok.

Beliau mengusulkan solusi seperti peningkatan akses pendidikan di daerah terpencil, peningkatan kualitas guru, dan kampanye kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Narasumber lainnya, Komisioner KPU Bone dan Peneliti La Tea Riduni Institute, Nuryadi Kadir, S.Sos., M.A., memberikan motivasi kepada siswa dengan menekankan peran penting pendidikan dalam menghasilkan pemimpin masa depan.
“Pendidikan adalah investasi untuk masa depan bangsa. Pemimpin yang ada sekarang tidak akan bertahan selama 30 tahun, siapa yang akan menggantikannya?” Tutur Nuryadi.
Nurul Ichsani, M.I.Kom., Kepala Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Hasanuddin, memberikan informasi tentang jalur masuk PTN dan pentingnya mempersiapkan diri sejak dini untuk melanjutkan pendidikan tinggi, kata dia.
Sebagai penutup, Ketua Panitia LGTS 2025, Sulfahmi Amir, yang juga anggota Pengurus Departemen Kajian Isu dan Strategi PMB-UH LATENRITATTA, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa PMB-UH LATENRITATTA tetap memperhatikan kondisi pendidikan di Kabupaten Bone.
“Kami berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya pendidikan dan pemerintah daerah dapat mengambil langkah serius dalam menghadapi tantangan pendidikan yang ada agar seluruh masyarakat bisa mendapatkan akses yang sama dalam memperoleh pendidikan dengan kualitas yang baik, khususnya di Kabupaten Bone,” tegas Sulfahmi Amir
(Kutipan* Sulfahmi Amir)