Penulis: Don Ariadi R
Adapun untuk masa depan, berbagai pertanda adalah cemerlang. Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi bangsa Asia no. 1 dalam perkembangan ekonomi 30 tahun mendatang, kecuali Jepang dan barangkali China yang menjadi tanda tanya besar itu. Indonesia memiliki sumber daya alam, dan mempunyai rakyat (sumber daya manusia) berkualitas yang berakar dalam tradisi budaya yang vital
Sebelum jauh menggali harapan kita terhadap orientasi pembangunan di Bulukumba, terlebih dahulu kita mencermati kutipan pendapat Howard P. Jones, seorang diplomat Amerika Serikat yang pernah menjadi duta besar di Indonesia. Orang yang menyatakan dengan penuh harapannya bagi bangsa Indonesia, H.P. Jones sangat mengenal bangsa Indonesia setelah masa jabatannya sebagai duta yang mewakili negerinya selama bertahun-tahun. Lonceng petanda ini mendering dan bagaikan bunyi genta yang bertalu-talu mengingatkan kita semua akan datangnya bangsa Indonesia sebagai bangsa no. 1 di Asia, dan juga tidak sampai disitu bahkan pada panggung dunia, Indonesia mendapat perhatian sebagai negara bangsa yang utama dalam mengeksplorasi budaya. Terbukti setelah suku Kajang dinobatkan sebagai suku penjaga hutan tropis terbaik di dunia. The Washintong Post menyebutkan bahwa suku Kajang telah berkontribusi menjaga bumi dengan kebijakan yang dibuatnya untuk melestarikan hutan dengan filosofi keraifan hidup Tallasa Kamase mase.
Debat kandidat Pilkada Bulukumba sesi pertama telah selasai dilangsungkan oleh KPU Bulukumba pada tanggal 03 November 2024 kemarin, dari kandidat yang berkompetisi dengan narasi argumentatif atas visi misi masing-masing kandidat. Tetapi dari paparan dan argumentasi politik kandidat menarik perhatian kita adalah ada dentuman nilai yang diutarakan oleh pasangan calon nomor urut 1 yaitu, Jamaluddin M. Syamsir; “Kami lahir dari tanah kamase-masea, menjunjung tinggi pappasang ri Kajang, a menteng ko ri kamase-mase, a cidong ko ri kamase-mase, a miakko ri kamase-mase.” Dari pembuka narasi politik JMS-TSY kita menarik satu gagasan filsofis bahwa beliau itu mengendepankan nilai vitalitas budaya dalam laku bahkan untuk memberi nilai pada orientasi pembangunan politiknya.
Sinergitas politik dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan pada aspek kehidupan manusia, melalui publikasi Komisi untuk Kebudayaan dan Pembangunan (World Commission on Culture and Development/WCCD), menekankan bahwa dimensi budaya merupakan bagian sangat penting dari pembangunan yang berpusat pada manusia. UNESCO kemudian menjabarkan lebih luas tentang hal ini melalui dua hasil laporannya yang diterbitkan pada tahun 1998 dan 2000, menyangkut sentralitas budaya dalam relevansi budaya dalam pembangunan merupakan komponen kunci strategi pembangunan. Nah harapan itu tentu mulai tampak dari pemaparan “JMS-TSY” pada orientasi politik pembangunan daerah Bulukumba, ini sejalan yang dikemukakan oleh seorang peneliti dan cendekiawan dari Amerika Serikat, Bennedict Anderson, heterogenitas budaya di wilayah Indonesia tidak menghalangi dalam satu tujuan dari komunitas imajiner “Indonesia” itu sendiri. Apa yang menjadi spirit kebudayaan itu justru pada jantungnya adalah pancaran religiutas, norma, seni dan teknologi. JMS-TSY mendakukan hal itu dalam setiap momen laku kesehariannya sebagaimana kita saksikan setiap kali bertemu dengan masyarakat.
Jika menilik pidato seorang Founding Father kita, Sukarno pada pidato peringatan kemerdekaan RI tahun1964, mengemukakan gagasan trisakti yang mencakup tiga aspek penting, Berdaulat secara politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkpribadian dalam berkebudayaan. Harapan besar itu ada pada pasangan calon JMS-TSY dan sebagai orang yang sangat mengenal beliau, pemuda yang berkarakter yang menjunjung tinggi filosofi hidup dan berkepribadian Kamase-masea. Disana kita gantungakan harapan bersama untuk membangun daerah Bulukumba dimasa mendatang dan mampu mengesplorasi kebudayaan nasional di panggung dunia. Melepas jerat kolonialisasi budaya asing dan dengan kebijakan-kebijakan pembangunan semakin memperkuat mental bangsa sendiri.