Penulis : Syukran, S.Pd.I., (Tenaga Pendidik Agama Islam, Penggiat Sosial, Keagamaan dan Jurnalis)
Potretnusantara.co.id – Era kapitalisme digital saat ini dan bahkan seterusnya telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan agama Islam. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa tantangan baru yang signifikan bagi pendidikan agama Islam, yang selama ini memiliki peran penting dan menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter dan moral umat. Tulisan ini mencoba mengeksplorasi beberapa tantangan utama yang dihadapi pendidikan agama Islam di era digital saat ini serta solusi potensial untuk mengatasinya.
Komersialisasi Konten Digital.
Salah satu tantangan utama adalah komersialisasi konten digital. Dalam era kapitalisme digital saat ini, banyak platform media sosial dan situs web mengutamakan konten yang menarik perhatian dan menghasilkan keuntungan, seringkali mengabaikan kualitas dan akurasi informasi. Hal ini berpotensi mengurangi kualitas penyampaian materi agama, dengan lebih fokus pada konten yang sensasional daripada yang mendalam dan sesuai prinsip Islam.
Kualitas dan Akurasi Informasi.
Ketersediaan informasi yang sangat luas di internet atau dimedia sosial bahkan dimedia massa tidak selalu sejalan dengan akurasi dan kualitas. Banyak informasi tentang agama atau aliran yang tersebar yang belum dan bahkan tidak terverifikasi dan bisa menyesatkan. Hal ini menjadi tantangan besar karena informasi yang salah atau ekstrem dapat mempengaruhi pemahaman dan praktik agama di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, atau bahkan di generasi milenial dan generasi z saat ini.
Perubahan Nilai dan Prioritas.
Kapitalisme digital juga mempengaruhi nilai-nilai sosial dan budaya. Nilai-nilai materialistis dan orientasi konsumtif yang sering dipromosikan di platform digital dapat bertentangan dengan ajaran agama Islam yang lebih menekankan pada nilai-nilai spiritual , akhlak dan etika. Ini bisa mengubah cara pandang dan prioritas individu, mengurangi minat dan komitmen mereka terhadap pendidikan agama.
Kesenjangan Digital.
Selain itu, terdapat kesenjangan akses terhadap teknologi antara berbagai lapisan masyarakat. Beberapa komunitas mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi dan informasi yang diperlukan untuk pendidikan agama yang berkualitas. Kesenjangan ini dapat memperburuk ketidaksetaraan dalam pendidikan agama dan menghambat upaya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara efektif dan secara kaffah atau menyeluruh.
Solusi dan Langkah Ke Depan
Maka untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah strategis perlu dipertimbangkan. Pertama, penting untuk mengembangkan dan menyebarluaskan konten digital yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Kolaborasi antara ulama, Gurutta (red:guru kita) yang mumpuni keilmuannya di bidang agama islam, pendidik, dan pengembang teknologi bisa membantu menciptakan materi yang akurat dan bermanfaat.
Kedua, peningkatan literasi digital dan media di kalangan masyarakat sangat penting. Masyarakat harus diberdayakan untuk mengevaluasi informasi dengan kritis dan memahami sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Ketiga, memanfaatkan teknologi dengan bijaksana dalam pendidikan agama dapat menjadi solusi. Penggunaan aplikasi pendidikan dan platform e-learning dapat memperluas akses ke materi agama yang berkualitas dan mendalam.
Terakhir, upaya untuk mengurangi kesenjangan digital perlu dilakukan agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses teknologi dan informasi yang bermanfaat untuk pendidikan agama.
Yang pada intinya Pendidikan agama Islam di era kapitalisme digital saat ini menghadapi tantangan yang kompleks, namun dengan strategi yang tepat insyaAllah tantangan ini dapat diatasi. Upaya untuk memperbaiki kualitas konten digital, meningkatkan literasi digital, dan mengurangi kesenjangan teknologi akan memastikan bahwa pendidikan agama tetap relevan dan efektif dalam membentuk karakter dan moral umat dan yang terpenting adalah penerapan Iman Islam dan ihsan dalam kehidupan sehari hari