Ekonomi

Gubernur Sulbar Suhardi Duka Turun Sawah Awali Musim Tanam, Dorong Keseimbangan Harga Beras

×

Gubernur Sulbar Suhardi Duka Turun Sawah Awali Musim Tanam, Dorong Keseimbangan Harga Beras

Sebarkan artikel ini
Foto/ Istimewa, Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka (SDK) memulai musim tanam rendangan tahun 2025/2026 dengan kegiatan turun sawah di areal Bendungan Lakejo, Desa Dakka, Kabupaten Polewali Mandar

POLMAN, POTRETNUSANTARA.co.id – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka (SDK) memulai musim tanam rendangan tahun 2025/2026 dengan kegiatan turun sawah di areal Bendungan Lakejo, Desa Dakka, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis (24/10/2025).

Kegiatan tersebut turut dihadiri Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud, anggota DPRD Provinsi Sulbar, sejumlah pimpinan OPD dari tingkat provinsi dan kabupaten, serta para kelompok tani dari wilayah sekitar.

Dalam sambutannya, SDK menyampaikan harapan agar produksi gabah di Sulbar terus meningkat seiring dengan membaiknya sistem irigasi dan dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi dan stabilitas harga.

“Kalau hulunya sudah bagus, kita bawa ke hilir, yaitu harga di pasar. Harga beras tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah. Kalau terlalu rendah, pemerintah yang beli di bawah HPP. Tapi kalau terlalu tinggi, dilakukan operasi pasar agar stabil,” ujar SDK.

Menurutnya, harga beras yang terlalu tinggi dapat memberatkan masyarakat, sementara harga yang terlalu rendah akan merugikan petani. Karena itu, pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk menciptakan keadilan ekonomi antara petani dan konsumen.

“Kalau gabah Rp8.000 per kilogram, berarti harga beras bisa Rp16.000 di pasar. Tentu masyarakat tidak mampu. Karena itu pemerintah menetapkan harga sekitar Rp13.500 agar petani tetap untung dan masyarakat tetap bisa membeli,” jelasnya.

SDK menambahkan, keseimbangan harga menjadi kunci menjaga stabilitas pangan daerah dan mendukung daya saing beras lokal Sulbar di pasar nasional.

Sementara itu, Bupati Polman Samsul Mahmud menyampaikan bahwa sistem irigasi Lakejo merupakan tulang punggung produksi pertanian di wilayah Tapango. Menurutnya, keberadaan irigasi tersebut berdampak signifikan terhadap peningkatan hasil panen.

“Masyarakat kami di Tapango sangat bergantung pada irigasi ini. Kalau dulu hasil panen hanya 5 sampai 6 ton per hektar, sekarang sudah meningkat menjadi 8 sampai 9 ton,” ungkap Samsul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *