Advertorial

Wujudkan Pertumbuhan 8%, Bapperida Sulbar Pacu Ekonomi Biru sebagai Motor Utama Pembangunan

×

Wujudkan Pertumbuhan 8%, Bapperida Sulbar Pacu Ekonomi Biru sebagai Motor Utama Pembangunan

Sebarkan artikel ini

MAMUJU, Potretnusantara.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) menegaskan komitmennya mendorong pengembangan ekonomi biru sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Hal ini disampaikan Plt Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RIDA) Bapperida Sulbar, Muh. Saleh, yang mewakili Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana, saat menjadi narasumber dalam Sandeq Business, Investment, and Economic (SAQBE) Forum 2025 yang digelar Bank Indonesia Sulbar di Ballroom Grand Maleo Hotel, Kamis (25/9/2025).

Forum yang mengangkat tema “Optimalisasi Sektor Perikanan untuk Akselerasi Ekonomi Sulawesi Barat yang Inklusif dan Berkelanjutan” ini sejalan dengan misi pertama Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.

Dalam pemaparannya, Muh. Saleh menyoroti masih rendahnya daya saing Sulbar. Tahun 2024, indeks daya saing Sulbar berada di angka 3,24, di bawah rata-rata nasional 3,43. Pilar stabilitas ekonomi makro tercatat 3,99 dengan peringkat ke-25 nasional.

“Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sulbar masih fluktuatif. Pada Triwulan II 2025, misalnya, ekonomi kita tumbuh 4,29 persen, masih di bawah rata-rata nasional,” jelas Saleh.

Meski demikian, sektor unggulan yang menopang ekonomi Sulbar cukup solid. Pertanian masih mendominasi dengan kontribusi 46,11 persen terhadap PDRB, terutama subsektor perkebunan sawit (22,90 persen). Namun, subsektor perikanan dengan kontribusi 11,06 persen dinilai punya potensi besar untuk terus ditingkatkan.

Sulbar sendiri memiliki modal besar dalam mengembangkan ekonomi biru. Wilayah laut mencapai 19.848,56 km², garis pantai 663,02 km, serta 41 pulau termasuk 17 kawasan konservasi. Infrastruktur pendukung pun tersedia, mulai dari pelabuhan perikanan, pabrik es, hingga cold storage. Komoditas unggulan meliputi tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, layang, hingga udang vaname.

Dalam dokumen RPJPD dan RPJMD, ekonomi biru ditetapkan sebagai strategi inti pembangunan Sulbar hingga 2045. Roadmap pengembangannya mengacu pada strategi nasional dan dibagi dalam empat tahap: penguatan fondasi, peningkatan sarana prasarana, hilirisasi dan diversifikasi, hingga ekspansi dan peningkatan daya saing regional.

“Target kita jelas, pada 2030 pertumbuhan ekonomi Sulbar diharapkan mencapai 7–8 persen. Optimalisasi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu kunci untuk mencapainya,” tegas Saleh.

Sementara itu, Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana menekankan bahwa peningkatan daya saing butuh proses berkelanjutan. Menurutnya, ekonomi biru adalah strategi komprehensif untuk menjawab kebutuhan pertumbuhan sekaligus menjaga keberlanjutan.

“Sulawesi Barat punya modal alam dan sosial yang luar biasa—laut yang luas, nelayan yang tangguh, dan komoditas unggulan yang kompetitif. Yang kami lakukan sekarang adalah memastikan seluruh potensi itu terintegrasi dalam kebijakan, investasi, dan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat,” jelas Junda.

Karena itu, lanjutnya, Bapperida Sulbar mengajak OPD, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat pesisir untuk bersama-sama menjadikan ekonomi biru sebagai wajah baru pembangunan Sulbar.

(Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *