Opini

Save Narkoba: Luka yang Tak Terlihat

×

Save Narkoba: Luka yang Tak Terlihat

Sebarkan artikel ini
Gambar Ilustrasi

Penulis: Syarif

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – Lahirnya tulisan ini adalah bentuk kegelisahan dan keprihatinan kami terhadap makin meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba, khususnya jenis sabu, di tengah masyarakat kususnya di Sulawesi Barat (Sulbar). Bukan hanya karena efek merusaknya terhadap tubuh pengguna, tetapi juga karena dampak sosial dan psikologis yang ditimbulkannya pada orang-orang terdekat, terutama anak-anak.

Kegelisahan ini bermula ketika saya mengikuti beberapa akun media sosial yang menayangkan secara gamblang proses penangkapan pengguna narkoba. Dalam beberapa video, terlihat bagaimana seorang anak kecil menyaksikan langsung ayahnya diborgol polisi. Wajah polos itu memucat, mata kecilnya berkaca-kaca, bahkan ada yang menangis histeris tak memahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi, tapi tahu bahwa ayahnya “diambil” paksa. Di balik viralnya video, kita sering lupa bahwa ada trauma yang sedang tercipta.

Luka Psikologis pada Anak
Ketika anak menyaksikan orangtuanya ditangkap oleh aparat, peristiwa tersebut bukan hanya menjadi kenangan buruk, ia menjadi luka batin yang bisa tertanam dalam, dan bahkan menetap seumur hidup. Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Elizabeth Berger, seorang psikolog anak, trauma yang dialami anak-anak yang menyaksikan peristiwa kekerasan atau penangkapan orangtua dapat menyebabkan gangguan kecemasan, perasaan tidak aman, serta kesulitan dalam membangun kepercayaan terhadap orang dewasa. Bahkan, anak yang melihat orangtuanya ditangkap bisa mengalami perubahan perilaku yang mencolok, seperti depresi, kecemasan, dan rasa malu yang mendalam.

Dampaknya pun tidak hanya berhenti di masa kanak-kanak. Trauma seperti ini berpotensi mengganggu perkembangan emosional dan sosial anak saat remaja dan dewasa. Gangguan seperti ini, jika tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal, serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain di masa depan.

Siapa yang Salah?
Tentu, kita bisa berargumen bahwa pengguna narkoba harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tetapi, mari kita jujur, dalam setiap kejahatan narkoba, yang paling menderita sering kali bukan hanya pelakunya, tetapi keluarganya, anak-anak yang bahkan belum sempat memahami dunia.

Motif seseorang terlibat dalam dunia gelap narkoba bisa beragam: tekanan ekonomi, lingkungan pergaulan, hingga keinginan sesaat untuk “melarikan diri” dari masalah hidup. Namun alasan apa pun tidak bisa membenarkan keputusan yang membawa kehancuran bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga keluarga.

Panggilan untuk Semua Pihak
Data dari Direktorat Narkoba Polda Sulawesi Barat yang dilansir oleh KBRN, Mamuju, (19/2/2025) menunjukkan peningkatan signifikan kasus narkoba di Sulawesi Barat. Pada Januari 2024 tercatat 34 kasus, sementara pada Januari 2025 melonjak menjadi 58 kasus. Kenaikan ini adalah alarm nyata bahwa kita sedang berhadapan dengan ancaman serius yang perlu penanganan lebih komprehensif.

Pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, dan kita semua sebagai warga negara harus mengambil peran aktif. Tidak cukup hanya dengan penindakan, tetapi juga dengan edukasi, rehabilitasi, dan pendekatan yang lebih manusiawi terhadap korban, termasuk keluarga pelaku.

Seperti yang pernah dikatakan Kang Dedi Mulyadi, “Berbuat baiklah pada orang-orang di sekitarmu. Jika engkau tidak mampu, maka berbuat baiklah pada dirimu sendiri. Dan jika engkau tidak mampu juga, maka jangan membuat orang lain rugi karena dirimu.”

Akhir Kata
Tulisan ini lahir dari hati yang tergores saat melihat seorang anak gadis kecil menangis karena menyaksikan langsung ayahnya ditangkap karena dugaan pengguna narkoba. Tangisan itu bukan hanya tentang kehilangan, itu adalah jeritan batin yang mungkin tak pernah sepenuhnya bisa diredam.

Mari kita renungkan bersama, setiap keputusan yang kita ambil bukan hanya berdampak pada diri sendiri, tapi juga pada mereka yang mencintai kita tanpa syarat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *