DaerahPendidikan

Unsulbar dan Karang Taruna Nannas Latih Pemuda Sendana Tangkal Hoaks dan Risiko Digital

×

Unsulbar dan Karang Taruna Nannas Latih Pemuda Sendana Tangkal Hoaks dan Risiko Digital

Sebarkan artikel ini

Majene, Potretnusantara.co.id – Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) bersama Karang Taruna Nannas Desa Sendana menggelar pelatihan tiga hari bertema “Pemuda Anti Hoaks: Penguatan Literasi dan Manajemen Informasi Digital” pada 17-19 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pelatihan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Unsulbar untuk memperkuat ketahanan informasi masyarakat di tengah meningkatnya hoaks, judi online, dan pinjaman online ilegal. Pelatihan dibuka oleh Kepala Desa Sendana, Aco Tasyrif, dan dihadiri perangkat desa serta tim dosen Fakultas Teknik Unsulbar.

“Program literasi digital ini sangat penting dan tepat waktu. Banyak pemuda kami menjadi korban penipuan online. Semoga melalui pelatihan ini mereka bisa lebih cerdas dan bijak menggunakan media sosial,” ujar Kepala Desa.

Program ini menggabungkan pendekatan keamanan siber, analisis linguistik, dan edukasi perilaku digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai penelitian terkait upaya penanggulangan misinformasi di ruang digital.

Pada hari pertama, peserta mempelajari cara mengenali hoaks melalui analisis linguistik yang dipandu Mutahharah Nemin Kaharuddin. Pendekatan ini menekankan identifikasi pola bahasa manipulatif seperti hiperbola, emosi negatif, false authority, hingga teknik clickbait yang banyak ditemukan di media sosial.

“Peserta juga dilatih mengidentifikasi pola bahasa persuasif berlebihan pada iklan judol dan pinjol, seperti penggunaan false urgency (‘Slot tinggal 3’), narasi ‘untung cepat’, tekanan semu seperti ‘hari ini saja’, serta false testimonial yang menyasar kerentanan ekonomi,” jelas Mutahharah.

Pendekatan ini membantu peserta memahami bagaimana bahasa dapat dimanfaatkan sebagai alat manipulasi psikologis dan ekonomi.

Hari kedua difokuskan pada praktik keamanan siber. Tim PKM Unsulbar mengajarkan penggunaan Google Reverse Image Search, InVID, hingga situs pengecekan fakta nasional untuk memverifikasi gambar dan video.

Antusiasme peserta cukup tinggi. Beberapa di antaranya terkejut ketika mengetahui bahwa sejumlah gambar yang beredar di grup WhatsApp ternyata merupakan foto lama atau hasil manipulasi digital. Hasil mini quiz menunjukkan peningkatan pemahaman signifikan dengan kenaikan skor rata-rata 14,2 poin dari pre-test.

Pada sesi berikutnya, peserta mempelajari modus judi online, ciri pinjol ilegal, dan prosedur pelaporan konten negatif. Diskusi terbuka mengungkapkan berbagai pengalaman warga terkait paparan hoaks dan kasus pinjol di lingkungan sekitar.

Pada hari ketiga, tim teknis Unsulbar memperkenalkan Sistem Informasi Komunitas berbasis website yang dipersiapkan sebagai pusat edukasi digital Karang Taruna. Website ini memuat artikel, galeri multimedia, formulir pelaporan hoaks, sistem komentar, serta fitur keamanan seperti SSL dan batasan percobaan login.

Peserta dibagi dalam dua kelompok untuk mempelajari pengelolaan konten dan sistem. Sejumlah konten perdana langsung dipublikasikan, termasuk tiga artikel edukatif dan dua video tutorial verifikasi informasi.

Evaluasi pascapelatihan menunjukkan peningkatan signifikan pada hampir semua aspek.

“Data menunjukkan lompatan signifikan. Pemahaman peserta mengenai cyber security melonjak 67 poin, dari skor awal 15% menjadi 82%. Akurasi deteksi hoaks meningkat 40 poin (dari 45% ke 85%). Ini membuktikan efektivitas metode pelatihan yang kami terapkan,” ungkap Andi M Yusuf.

Untuk keberlanjutan program, dibentuk Tim Pemuda Anti Hoaks beranggotakan 10 orang yang bertugas memproduksi konten edukasi, mengelola website, melakukan kampanye digital, serta memfasilitasi laporan masyarakat.

“Kami tidak ingin ini berhenti sebagai seremonial. Website ini akan dikelola langsung oleh pemuda desa,” tambah Muhammad Yusuf.

Program PKM Unsulbar menegaskan pentingnya memperkuat literasi digital dari tingkat desa. Pendekatan multidisipliner yang menggabungkan linguistik, keamanan siber, dan edukasi sosial dinilai efektif meningkatkan literasi kritis pemuda dalam menangkal hoaks dan risiko kriminal digital.

Unsulbar dan Karang Taruna Nannas berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan digital yang dapat diterapkan di wilayah lain di Sulawesi Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *