Opini

REFLEKSI SUMPAH PEMUDA: ANAK MUDA ITU SOAL IDEALISME

×

REFLEKSI SUMPAH PEMUDA: ANAK MUDA ITU SOAL IDEALISME

Sebarkan artikel ini

Oleh: Hamdi Fahrisa (Tokoh Pemuda)

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – 28 oktober adalah tanda pengulangan peringatan momen bersejarah. peringatan ini dinamakan hari sumpah pemuda, yang bermula ditahun 1928.

Masa kelam menyelimuti wilayah nusantara dengan ketidakpastian wilayah, kedudukan dan pengakuan, dengan nama lain ialah belum tercapainya kemerdekaan.

Kemerdekaan merupakan semangat perjuangan yang menjadi cita-cita luhur para pejuang. Tekad untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dalam wilayah yang merdeka.

Melihat jauh lebih dalam tentang kemerdekaan, cita luhur ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan. pengorbanan, darah dan airmata adalah bagian dari harga yang harus dibayar.

semangat itu mestilah tercipta dalam wujud kebersamaan. persatuan serta kesatuan, mulai dari ide hingga pada implementasi gagasan dalam satu gerakan menjadi awal daripada jalan menuju kepada tujuan bersama. Hal ini diuraikan oleh Muhammad Yamin tentang arti persatuan untuk kebangsaan. Menurutnya terdapat beberapa faktor yg bisa memperkuat persatuan indonesia yaitu persamaan kultur, bahasa dan hukum adat (Bakesbang Lamongan).

Dengan latar belakang tersebut, pemuda kemudian berkumpul dalam satu semangat untuk mengucapkan ikrar sebagai simbol gerakan bersama menuju cita luhur kebangsaan. tepatnya 28 oktober 1928 di gedung Indonesische Clubgebow Kramat.

Para pemuda sepakat atas komitmen yg diucapkannya, idealisme tentu menjadi dasar atau kata kunci atas komitmen tersebut. pengucapan ikrar kita maknai bukan semata pengucapan kata secara bersamaan tetapi didalamnya terdapat niat yang luhur, semangat untuk perjuangan, dan pengorbanan atas komitmen.

Momentum Hari Sumpah Pemuda ini, sejenak kita kembali mengingat makna proses sejarah untuk bisa lebih berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Niat, semangat, pengorbanan dan idealisme adalah modal bagi anak muda, terkhusus untuk para pemuda hari ini.

Menjadi bangsa yang maju dibutuhkan pemimpin yang tepat, anak muda hari ini adapah pemimpin masa depan. Tongkat estafet ini adalah keniscayaan, mari mempersiapkannya dari sekarang. Sebab kepemimpinan yang tepat berawal dari kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik ini harus dimulai dari hal hal yang kecil dan sederhana disekitar kita, misalnya “jangan ambil 8 kalo cuma bayar 4”.

Mari.. kembali meluruskan niat, memantapkan semangat serta memperkuat komitmen untuk kebaikan bersama, untuk kemajuan bangsa dan negara, sebab kita bagian dari pelaku pelaku kecil yang akan berdampak besar: jika bukan hari ini mungkin nanti dimasa depan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *