Opini

Ekonomi Sirkular 3R: Jalan Hijau Menuju Masa Depan Kota Makassar

×

Ekonomi Sirkular 3R: Jalan Hijau Menuju Masa Depan Kota Makassar

Sebarkan artikel ini

Penulis: Mashud Azikin,  (Anggota Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar)

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – Di tengah tantangan lingkungan yang semakin kompleks, mulai dari menumpuknya sampah hingga menipisnya sumber daya alam, kita perlu meninjau ulang pola pembangunan kota. Selama ini, pola ekonomi linear mengambil, menggunakan, lalu membuang telah menguras alam sekaligus menambah beban tempat pembuangan akhir (TPA).

Sebagai alternatif, ekonomi sirkular berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) hadir sebagai solusi. Konsep ini menekankan penggunaan sumber daya secara bijak dan berulang, sehingga limbah berkurang dan efisiensi meningkat. Lebih dari sekadar gagasan, 3R telah menjadi arah kebijakan strategis yang bisa menghubungkan keberlanjutan dengan pertumbuhan ekonomi hijau.

Prinsip pertama, Reduce atau pengurangan, mendorong perubahan perilaku dalam produksi maupun konsumsi. Setiap kantong plastik sekali pakai yang tidak digunakan, setiap efisiensi energi di lini produksi, adalah tabungan bagi bumi dan penghematan bagi pelaku usaha.

Prinsip kedua, Reuse atau penggunaan kembali, membuka peluang usaha baru. Barang bekas yang masih layak pakai tidak perlu buru-buru dibuang, melainkan bisa diperbaiki atau dijual kembali. Dari jasa reparasi hingga pasar barang bekas, reuse tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat.

Prinsip ketiga, Recycle, mengubah beban sampah menjadi sumber daya. Melalui teknologi daur ulang, plastik, kertas, logam dan kaca bisa kembali bernilai. Recycle tidak hanya mengurangi timbunan sampah di TPA Antang, tetapi juga mengurangi kebutuhan eksploitasi bahan mentah yang merusak lingkungan.

Di Makassar, semangat ini menemukan pijakan nyata. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin, pemerintah kota sangat konsen mendorong integrasi prinsip 3R dalam berbagai bidang program. Melalui urban farming, masyarakat diajak mengurangi sampah organik sekaligus memanfaatkannya menjadi pupuk. Gerakan ecoenzym menjadi bentuk inovasi ekologis yang mampu mengolah limbah rumah tangga menjadi cairan serbaguna ramah lingkungan. Sementara keberadaan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) semakin diperkuat untuk menekan volume sampah yang masuk ke TPA Antang, sekaligus membuka lapangan kerja baru di tingkat kelurahan.

Sinergi antara kebijakan, inovasi, dan partisipasi masyarakat ini menunjukkan bahwa ekonomi sirkular bukan sekadar wacana, melainkan jalan nyata menuju masa depan hijau kota. Dengan langkah bersama, Makassar bukan hanya mampu mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menjadi contoh kota yang berhasil menyandingkan keberlanjutan lingkungan dengan kesejahteraan sosial-ekonomi.

Ekonomi sirkular berbasis 3R bukan hanya solusi ekologis, tetapi strategi pembangunan kota yang berorientasi masa depan. Dengan komitmen pemerintah, inovasi masyarakat, dan kesadaran kolektif, Makassar bisa menjadi teladan nasional dalam mewujudkan kota hijau yang berdaya, berkelanjutan dan sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *