OpiniPeristiwa

Fenomena DPR: Saat Luka Rakyat Memercikkan Api

×

Fenomena DPR: Saat Luka Rakyat Memercikkan Api

Sebarkan artikel ini

Ditulis Oleh : Aromi Sirajuddin ( Barly )

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat, sebuah lembaga yang sejatinya lahir dari mandat rakyat, perlahan mulai kehilangan wajah kerakyatannya. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini memperlihatkan jurang yang kian lebar antara rakyat dan para wakilnya. Alih-alih menjadi rumah aspirasi, DPR sering dipersepsikan sebagai menara gading yang dingin, jauh dari denyut kehidupan orang banyak.

Setiap kebijakan yang dianggap tidak berpihak, setiap pernyataan yang terkesan abai, dan setiap keputusan yang melukai rasa keadilan, menumpuk menjadi bara dalam dada masyarakat. Bara itu tidak selalu tampak. Ia tersembunyi di balik diam, di balik keluhan kecil di warung kopi, di balik obrolan lirih di gang-gang sempit. Namun, ketika percikan kecil menyulutnya, api itu bisa meledak menjadi kemarahan massal.

Peristiwa tragis Jumat, 29 Agustus 2025 di Kota Makassar, ketika gedung DPRD Kota Makassar terbakar dalam amarah demonstrasi, adalah cermin nyata dari akumulasi kekecewaan. Gedung yang mestinya menjadi simbol demokrasi berubah menjadi puing hitam, simbol betapa rapuhnya kepercayaan rakyat pada wakilnya.

Fenomena ini bukan sekadar soal bangunan yang hangus. Ia adalah alarm keras bagi seluruh pejabat negeri ini: rakyat tidak bisa terus-menerus diminta bersabar, sementara luka mereka diabaikan. Rakyat tidak bisa terus-menerus diminta percaya, sementara kenyataan sering menunjukkan sebaliknya.
DPR, di mana pun dan dalam level apa pun, mestinya hadir sebagai telinga yang mendengar, hati yang merasa, dan tangan yang bekerja untuk rakyat. Bukan sebaliknya, menjadi tembok yang dingin dan tak tersentuh.

Api yang menyala di gedung DPRD Makassar bukan sekadar api fisik. Ia adalah metafora tentang api dalam jiwa rakyat api yang lahir dari luka, duka dan kecewa. Jika api ini tidak segera dijawab dengan ketulusan dan keberpihakan, bukan mustahil percikan kecil di satu kota akan menjadi kobaran besar yang sulit dipadamkan di seluruh negeri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *