PeristiwaSulSel

TP PKK Makassar dan DLH Siapkan Strategi Baru Atasi Sampah Secara Berkelanjutan

×

TP PKK Makassar dan DLH Siapkan Strategi Baru Atasi Sampah Secara Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kota Makassar menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.

Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan koordinasi di ruang rapat Kantor PKK Makassar, Jumat (1/8/25).

Melinda menekankan pentingnya membangun sistem pengelolaan sampah berbasis data dan partisipasi aktif masyarakat.

“Saya ingin setiap TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reusable dan Ramah Lingkungan) memiliki data akurat, berapa banyak sampah yang diolah setiap hari. Ini penting untuk melihat efektivitas dan potensi pengembangan,” jelas Melinda.

Selain itu, TP PKK juga berencana memperkenalkan konsep Biopori dengan penutup yang dibuat dari sampah daur ulang. Rencana ini akan bekerja sama dengan RAPPO (Rumah Produksi Pengolahan Organik), sebuah lembaga yang bergerak di bidang pengolahan sampah organik.

Pemerintah Kota Makassar melalui DLH mengusulkan anggaran perubahan 2026 untuk pembuatan 10.000 lubang biopori dan 10.000 liter ecoenzyme. Program ini juga akan menyasar 1.000 titik di seluruh kota, dimulai dari lingkungan sekolah, serta menggandeng BUMN dan instansi strategis seperti PLN, Pegadaian, Bank Indonesia, dan Pertamina sebagai mitra pelaksana.

“Edukasi akan dimulai dari sekolah dan lingkungan sekitar untuk membangun kesadaran pengelolaan sampah,” tambah Melinda.

Sebagai bagian dari pendekatan yang lebih holistik, DLH juga melibatkan Badan Gizi Nasional dan Dinas Kesehatan untuk memantau pengelolaan sampah dalam program makan siang gratis. Salah satu TPS3R di Tamalanrea bahkan disiapkan menjadi lokasi percontohan pengelolaan sampah terpadu, dengan model pemberdayaan petugas kebersihan yang digaji melalui sistem pembelian sampah oleh vendor.

Inisiatif ini mendapat dukungan dari Econatural, yang diwakili oleh Pak Zainal. “Kami mendorong adanya buku tabungan sampah bagi setiap rumah tangga, agar warga terdorong untuk memilah dan menyetorkan sampah secara konsisten,” ungkap Zainal. Ia juga menyoroti perlunya audit pengolahan sampah di kampus-kampus, yang hingga kini belum memiliki sistem pengelolaan mandiri.

Zainal menambahkan, pengelolaan maggot sebagai teknologi biokonversi adalah langkah jangka panjang yang menjanjikan, meskipun memerlukan dukungan politik dan kerjasama berbagai pihak.

“Tidak ada satu pun pasar di Makassar yang punya database sampah. Ini tantangan sekaligus peluang. Kita perlu pilot project di berbagai sektor untuk membangun sistem data pengelolaan sampah yang solid,” tambahnya.

Seiring dengan inisiatif ini, Kelurahan Untia telah lebih dulu memulai langkah sistematis dengan mencatat jumlah sampah organik dan anorganik.

(*)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *