Peristiwa

Makassar Half Marathon 2025: Ajang Sport Tourism yang Dongkrak Ekonomi dan UMKM Kota Daeng

×

Makassar Half Marathon 2025: Ajang Sport Tourism yang Dongkrak Ekonomi dan UMKM Kota Daeng

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Ribuan peserta dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara memadati Anjungan Pantai Losari akhir pekan ini dalam perhelatan Makassar Half Marathon (MHM) 2025. Tidak sekadar lomba lari, event tahunan ini menjadi momen strategis yang menyatukan olahraga, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan MHM tahun ini yang dinilainya semakin baik dari tahun ke tahun. Meski begitu, ia menggarisbawahi masih adanya sejumlah aspek teknis yang perlu disempurnakan ke depan.

“Banyak sangat antusias, kami di pemerintah yang harus mensupport dengan daya dukung,” ujar Munafri di sela acara, Minggu (1/6/2025), di Anjungan Pantai Losari.

Lebih dari sekadar ajang olahraga, MHM kini telah menjelma menjadi motor penggerak ekonomi kreatif Makassar. Ribuan pengunjung disambut dengan deretan stan kuliner khas, produk kerajinan tangan, hingga brand fashion lokal yang ramai dikunjungi.

“Deretan stan kuliner lokal, produk kerajinan, hingga brand-brand fashion buatan anak muda Makassar hadir di sini. Dan pengunjung yang memadati area Anjungan Pantai Losari selama event berlangsung,” jelas Munafri.

Menurut pria yang akrab disapa Appi ini, MHM bukan hanya tentang lari, tetapi tentang menciptakan ekosistem kolaboratif antara masyarakat, pelaku UMKM, dan sektor pariwisata.

“Kita melihat keterlibatan anak-anak muda dan brand lokal yang tumbuh di momentum ini. Harapannya, MHM bisa jadi ajang rutin yang mendongkrak ekonomi rakyat,” ujarnya.

Sport Tourism yang Terus Berkembang
MHM juga berperan penting dalam mempromosikan potensi wisata Makassar. Dengan konsep sport tourism, event ini menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk mengenal destinasi ikonik seperti Pantai Losari, wisata bahari, dan kuliner khas Sulsel.

“Dengan konsep sport tourism yang terus dikembangkan, Makassar Half Marathon tidak hanya mengukir prestasi di lintasan, tapi juga menciptakan ruang kolaborasi antara masyarakat, UMKM, dan sektor pariwisata yang saling menguatkan,” terang Appi.

Munafri pun mengungkap dampak ekonominya: dari peningkatan okupansi hotel, konsumsi kuliner, hingga pembelian cendera mata.

“Kalau rata-rata peserta 10 ribu orang dan masing-masing spending sekitar Rp3 juta, bisa dihitung sendiri dampaknya bagi perekonomian kota,” ujarnya.

Meski sukses, Munafri mencatat beberapa hal teknis yang perlu dievaluasi, seperti penerangan jalan yang minim saat dini hari, jalan berlubang, hingga masalah parkir liar dan penyempitan jalur akibat interaksi pelari dengan kendaraan umum.

“Ini Half Marathon, jaraknya panjang dan waktunya lama. Jadi sudah bertepatan dengan aktivitas masyarakat di pagi hari. Hal-hal seperti ini harus segera kami benahi,” jelasnya.

Pemerintah kota pun berkomitmen meningkatkan kualitas infrastruktur dan tata ruang untuk mendukung pelaksanaan event di tahun-tahun mendatang.

“Panitia sudah sangat pintar melaksanakan event ini, tinggal kami dari pemerintah yang harus menyempurnakan dukungannya,” tambahnya.

MHM 2025 juga mendapat pujian dari kalangan atlet. Pelari nasional Andi Januar Jaury yang kembali ambil bagian tahun ini, mengapresiasi pertumbuhan event dari berbagai sisi.

“Setiap tahun semakin besar, semakin banyak peminat. Ini menuntut pemerintah kota dan pihak penyelenggara untuk terus memodifikasi konsep agar mampu memenuhi ekspektasi pelari, baik dari Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, hingga mancanegara,” ujarnya usai menyentuh garis finis.

Ia menyebut MHM telah tumbuh menjadi brand sport tourism yang kuat dan bernilai ekonomi tinggi.

“Brand MHM ini sudah melekat kuat. Ini bukan sekadar event olahraga, tapi produk sport tourism yang punya nilai ekonomi tinggi dan harus dikembangkan secara konsisten ke depannya,” tambahnya.

Meski mengakui masih ada kekurangan pada rute, khususnya kategori half marathon 21 km, Januar menilai kesiapan panitia sudah jauh membaik.

“Kita bersyukur, ekspektasi pelari besar sekali. Bahkan jika tidak dibatasi panitia, pesertanya bisa jauh lebih banyak. Ini jadi motor penggerak perputaran uang di Makassar dan sekitarnya,” ungkapnya.

Lebih dari kompetisi, Januar menekankan pentingnya semangat dan ketangguhan dalam menyelesaikan lomba.

“Lari bukan soal siapa yang tercepat, tapi bagaimana menyelesaikan misi. Kita diajak untuk berjuang, tidak menyerah sampai finis. Itu yang paling penting,” tegasnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada tim medis yang siaga dan tanggap selama acara berlangsung.

“Untung tim medis sudah sangat cakap. Ini menunjukkan keseriusan panitia dalam menjaga keselamatan pelari,” katanya.

Sebagai penutup, Januar berharap agar MHM ke depan tidak hanya sukses secara kuantitas, tetapi juga menjadi ajang kolaboratif yang memperkuat sektor ekonomi kreatif dan menjadi kebanggaan nasional.

“Kalau sistemnya dibangun secara kolaboratif, antara panitia, pelaku usaha, dan pemerintah, maka MHM bisa jadi produk unggulan yang tak hanya dikenal di Makassar, tapi juga jadi rujukan nasional dan internasional,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *