Peristiwa

Aksi Cuci Motor di Depan Kantor PDAM Mamuju: Mahasiswa Sindir Krisis Air Tak Kunjung Selesai.

×

Aksi Cuci Motor di Depan Kantor PDAM Mamuju: Mahasiswa Sindir Krisis Air Tak Kunjung Selesai.

Sebarkan artikel ini

Mamuju, Potretnusantara.co.id – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Merdeka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin /2025).

Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas krisis air bersih hingga kini belum juga teratasi. Aksi yang berlangsung pada siang hari itu menarik perhatian publik.

Selain menyampaikan orasi, massa aksi juga melakukan aksi simbolik dengan mencuci sepeda motor di depan kantor PDAM sebagai sindiran terhadap buruknya distribusi air bersih ke pemukiman warga.

“Kami ingin menunjukkan betapa absurdnya situasi ini. Air bisa kami pakai untuk cuci motor, tapi ribuan warga justru kesulitan untuk mandi atau mencuci pakaian,” ujar Firdaus, salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi.

Dalam tuntutannya, para mahasiswa mendesak manajemen PDAM Tirta Manakarra untuk segera memperbaiki sistem pelayanan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja teknisi di lapangan. Mereka juga meminta transparansi mengenai penyebab utama terhambatnya distribusi air ke sejumlah wilayah.

“Jangan terus berdalih bencana. Masyarakat butuh kepastian, bukan janji kosong. Jika tidak mampu mengelola, lebih baik mundur,” tegas Arsandi, koordinator lapangan aksi.

Mahasiswa menyebut sejumlah daerah yang terdampak parah akibat krisis air bersih, di antaranya Perumahan Ampi, Sarinda, Jalan Pengayoman, dan Jalan Diponegoro. Di wilayah tersebut, warga mengaku telah berminggu-minggu tidak mendapatkan aliran air yang layak.

Menanggapi aksi ini, Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Manakarra, Muhammad Arman, menjelaskan bahwa gangguan distribusi air dipicu oleh beberapa faktor, termasuk bencana longsor di daerah Tapudede Tamasapi serta pengerjaan drainase di Jalan Martadinata.

“Sebagian wilayah sudah kami suplai melalui mobil tangki secara gratis. Kami tetap berupaya semaksimal mungkin agar layanan segera kembali normal,” kata Arman saat ditemui di lokasi.

Meski demikian, sejumlah warga menilai bantuan tangki air belum merata dan masih jauh dari kebutuhan harian mereka. Mereka berharap PDAM tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek, tapi juga membangun sistem distribusi yang lebih andal dan tahan gangguan.

(Ad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *