Advertorial

Hujan Lebat Picu Genangan di Makassar, Prof Sukardi Guru Besar UNM Imbau Warga Kelola Sampah dengan Bijak

×

Hujan Lebat Picu Genangan di Makassar, Prof Sukardi Guru Besar UNM Imbau Warga Kelola Sampah dengan Bijak

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Hujan lebat yang mengguyur Kota Makassar dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan genangan air di sejumlah ruas jalan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025.

Berdasarkan laporan yang beredar di media sosial WhatsApp pada Sabtu, (27/12/ 2025), sejumlah wilayah di Kota Makassar terendam air setelah hujan deras mengguyur kota tersebut selama beberapa hari berturut-turut.

Adv

Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Sukardi Weda, menilai banjir yang kerap terjadi tidak semata-mata disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga akibat ulah manusia yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

“Banjir sering kali terjadi karena kesalahan manusia sendiri, seperti penebangan hutan, alih fungsi lahan, penambangan liar, sedimentasi kanal dan got, serta yang paling parah adalah sampah yang menumpuk dan menyumbat saluran air,” ujar Sukardi Weda pada awak media, Senin (29/12/2025).

Menurut Sukardi, persoalan sampah menjadi salah satu pemicu utama banjir di kota-kota besar, termasuk Makassar. Sampah yang dibuang sembarangan dan menumpuk di selokan menyebabkan aliran air tersumbat sehingga air meluap ke permukiman warga.

“Sampah yang berserakan di ruang publik dan got-got adalah penyebab utama terjadinya genangan dan banjir tahunan di Makassar,” katanya.

Untuk mengurangi risiko banjir, Sukardi mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangga, dimulai dari memilah sampah organik dan anorganik.

“Sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan daun-daunan dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat sebagai pupuk tanaman. Sementara sampah anorganik seperti plastik, logam, dan kaca harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahaya membakar sampah plastik karena dapat menimbulkan polusi udara yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Selain peran masyarakat, Sukardi menekankan pentingnya sosialisasi sejak dini tentang kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, baik di lingkungan keluarga, permukiman, maupun lembaga pendidikan.

“Kesadaran anak-anak sejak dini untuk menjaga lingkungan harus terus digalakkan. Jika dikelola dengan baik, sampah bahkan bisa bernilai ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Sukardi berharap Pemerintah Kota Makassar menjadikan persoalan persampahan sebagai prioritas utama dalam pengelolaan kota metropolitan agar risiko banjir dapat diminimalkan di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *