BudayaPendidikan

Prof Sukardi Weda Hadir pada Dzikir dan Puisi untuk Negeri di FISIP Unhas

×

Prof Sukardi Weda Hadir pada Dzikir dan Puisi untuk Negeri di FISIP Unhas

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Sejumlah tokoh nasional dan daerah hadir dalam kegiatan Dzikir dan Puisi untuk Negeri bertema “Merajut Spiritual dan Budaya, Meneguhkan Persaudaraan” yang digelar oleh DD Volunteer, ID Humanity, Great Edunedia, Dompet Dhuafa, dengan dukungan Antropos dan FLP Unhas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin, Jumat (5/12/2025).

Acara dibuka dengan penampilan dua puisi berbahasa Makassar yang diiringi sinrilli oleh Arif Rahman Daeng Rate, alumnus Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (UNM), sekaligus sebagai sastrawan muda Makassar, yang selalu hadir dengan melantunkan budaya dan kearifan Bugis Makassar.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sastrawan nasional KH. D. Zawawi Imron, budayawan Andi Makmur Makka, tokoh pemuda sekaligus pelukis Sulawesi Selatan Armin Mustamin Toputiri, serta guru besar Universitas Negeri Makassar Prof Dr Sukardi Weda. Turut hadir Prof Dr. Phil Sukri, M.Si., Dekan FISIP Unhas.

Dalam sambutannya, Prof Sukri menekankan bahwa ilmu sosial dapat dipelajari dalam berbagai ruang.

“Ilmu sosial itu belajar di mana saja, termasuk di ruang-ruang terbuka. Semoga kegiatan ini memberikan cahaya, memberikan manfaat terhadap kita semua, terutama untuk negeri ini,” ujarnya.

Sementara itu, kehadiran Prof Sukardi Weda disambut hangat oleh KH D Zawawi Imron yang diundang khusus hadir di acara tersebut. Sambutan hangat juga datang dari Prof Dr Phil. Sukri, MSi, yang juga Dekan FISIP Unhas dan teman satu angkatan prajabatan Prof Sukardi Weda tahun 2009. 

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pentingnya mengaitkan spiritualitas dengan budaya dalam ruang akademik. Dalam rekonstruksi pernyataan yang sejalan dengan konteks acara, Prof Sukardi Weda menyampaikan:

“Kegiatan seperti ini memperkaya batin dan memperluas wawasan kebudayaan dan kearifan kita. Puisi dan dzikir adalah dua kekuatan yang mampu memperhalus jiwa dan memperkuat persaudaraan. Dengan puisi pula, kita dapat merajut harmoni dan memperteguh keutuhan bangsa. Dengan Dzikir, kita semakin peduli terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan dan alam sekitar,” ujar Prof Sukardi Weda.

KH D. Zawawi Imron kemudian memberikan pencerahan selama sekitar 35 menit melalui refleksi budaya dan spiritual. Ia juga membacakan sejumlah puisi mulai dari puisi Bugis klasik hingga puisi modern Indonesia yang dipelopori Chairil Anwar. Salah satu yang ia kutip adalah penggalan puisi “Aku” karya Chairil Anwar yang ditulis pada 1943.

Pada sesi tanya jawab, seorang peserta perempuan menanyakan makna kata “Ode” yang menjadi judul puisi Zawawi Imron  “Ode Buat Gurutta”.

Menjawab hal itu, Zawawi Imron berkata, “Ode bermakna puisi pahlawan. Semoga saja Beliau, Anregurutta, diberikan gelar Pahlawan oleh Pemerintah atas jasa-jasa Beliau untuk bangsa ini”. Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *