Pemerintahan

Urban Farming Makassar Digarap 2026

×

Urban Farming Makassar Digarap 2026

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Pemerintah Kota Makassar menegaskan komitmennya mengembangkan kawasan Urban Farming terpadu sebagai langkah strategis mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pembangunan dua lokasi percontohan akan dimulai tahun 2026, masing-masing di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate dan Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyebut program ini lebih dari sekadar pertanian kota.

“Urban Farming bukan sekadar aktivitas pertanian kota, tetapi sebuah gerakan strategis untuk menciptakan ekosistem pangan modern, produktif, dan berkelanjutan di tengah laju urbanisasi,” tegas Munafri saat memimpin Rapat Koordinasi Urban Farming di Balai Kota Makassar, Rabu (22/10/2025).

Kawasan ini akan dibangun dengan konsep Green House Urban Farming lengkap dengan fasilitas edukasi, produksi pertanian modern, peternakan dan perikanan berbasis teknologi. Ada pula showroom, laboratorium, market farm, dan area wisata edukasi.

Munafri menekankan pentingnya aspek lingkungan dan estetika kawasan.

“Kalau bisa jalan di kawasan ini menggunakan beton berpori karena wilayah ini membutuhkan serapan air yang baik. Kita tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan,” ujarnya.

“Saya minta listriknya pakai solar panel. Pastikan semua fasilitas di kawasan ini memakai energi terbarukan. Ini bukan hanya tempat produksi, tapi juga tempat edukasi,” lanjutnya.

Ia juga ingin kawasan ini mencerminkan suasana alami dan ramah publik.

“Saya mau tetap ada pohon-pohon di sekitar area, misalnya pohon pisang. Supaya ada suasana alami, dekat dengan masyarakat. Bahkan bisa saja orang jual pisang goreng di situ, jadi hidup suasananya,” tambah Munafri.

“Akses fasilitas untuk difabel harus ada. Ini wajib. Saya ingin kawasan ini inklusif dan bisa dikunjungi siapa saja,” tegasnya.

Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar, Aulia Arsyad, menyampaikan bahwa proyek ini akan melibatkan sedikitnya lima OPD.

“Lokasi Urban Farming ini ada dua, di Sudiang dan Barombong. Di dua lokasi itu nanti akan terintegrasi seluruh sektor, pertanian, peternakan, perikanan, hingga pengelolaan sampah,” jelas Aulia.

Ia memastikan pembangunan dimulai pada tahun 2026, dengan masing-masing lokasi membutuhkan anggaran sekitar Rp4 miliar. Pengelolaan kawasan akan dilakukan oleh tenaga profesional, bukan masyarakat umum, dengan fokus pada riset dan pengembangan.

“Fokusnya ada pada riset dan pengembangan benih, bukan komersialisasi,” ujar Aulia.

“Hasil panen dari Urban Farming akan disalurkan ke SPPG dan cold storage bisa digunakan Kelompok Wanita Tani (KWT),” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *