News

Mantan Aktivis PB HMI Sebut Kerusuhan Makassar 29 Agustus 2025 sebagai Bagian dari Agenda Politik Tersembunyi

×

Mantan Aktivis PB HMI Sebut Kerusuhan Makassar 29 Agustus 2025 sebagai Bagian dari Agenda Politik Tersembunyi

Sebarkan artikel ini

Makassar,  Potretnusantara.co.id – Kota Makassar kembali dikejutkan dengan tragedi kelam pasca aksi unjuk rasa yang terjadi pada 29 Agustus 2025. Aksi yang awalnya dijalankan dengan tujuan untuk menyuarakan aspirasi rakyat, berubah menjadi kerusuhan besar yang melibatkan pembakaran massal dan kerusakan parah.

Sejumlah kantor pemerintahan, seperti DPRD Kota dan DPRD Provinsi, serta pos polisi dan aset milik swasta, menjadi sasaran amukan massa yang tak terkontrol. Tragedi ini menelan korban jiwa dan menimbulkan luka mendalam, terutama bagi keluarga para korban yang tidak pernah menyangka bahwa demonstrasi ini berakhir dengan kekerasan.

Mantan aktivis PB HMI, Irzan Polda, yang akrab disapa Deden, memberikan penilaian tajam terkait kerusuhan tersebut. Menurutnya, peristiwa ini bukanlah sebuah aksi spontan dari massa yang kecewa, melainkan bagian dari sebuah “grand design” yang terstruktur, sistematis, dan masif.

“Ini bukan hanya soal protes terhadap kebijakan. Ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan momen ini untuk menyusupkan agenda politik tertentu. Aksi yang awalnya damai, kemudian diprovokasi oleh kelompok-kelompok politik yang punya kepentingan,” ujar Deden saat diwawancarai, Kamis (4/9/2025).

Menurut Deden, kerusuhan ini memiliki potensi untuk merusak stabilitas politik nasional, bahkan bisa berujung pada makar. Ia menilai bahwa kelompok provokator ini sengaja menciptakan chaos untuk mendiskreditkan pemerintah.

Mantan aktivis itu juga menyampaikan rasa syukur atas keselamatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, yang berhasil selamat dari insiden kebakaran hebat yang melalap kantor DPRD.

Dengan tegas, Deden mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas siapa yang berada di balik kerusuhan ini.

“Jangan biarkan segelintir provokator merusak kedamaian kota ini. Kita harus bersama-sama menjaga Makassar dari ancaman yang lebih besar,” tambahnya.

Kerusuhan ini menjadi bukti betapa rentannya situasi politik di Makassar dan memperingatkan bahwa tantangan terhadap kedamaian bisa datang dari berbagai sisi, tak hanya dalam bentuk demonstrasi, tetapi juga melalui manipulasi dan provokasi yang terorganisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *