PendidikanPeristiwaSulSel

Mahasiswa KKN-T Unhas Dorong Digitalisasi Layanan Publik dan UMKM di Desa Moncongloe

×

Mahasiswa KKN-T Unhas Dorong Digitalisasi Layanan Publik dan UMKM di Desa Moncongloe

Sebarkan artikel ini

Maros, Potretnusantara.co.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin (Unhas) gelombang 114 menggelar sosialisasi dan pelatihan digitalisasi layanan publik serta pemasaran UMKM di Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Jumat (8/8/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Desa Moncongloe ini menghadirkan tiga program kerja utama. Program pertama adalah “Digitalisasi Layanan Pengaduan Masyarakat Melalui Website Desa” yang diinisiasi oleh Marchella Allo. Selain bertujuan mempermudah masyarakat dalam menyampaikan keluhan, kritik, saran, maupun laporan terkait pelayanan publik dan permasalahan lingkungan, program ini juga mendorong warga memahami bahwa dalam demokrasi lokal, partisipasi non-elektoral seperti mengajukan pengaduan melalui kanal resmi merupakan salah satu cara menyuarakan keresahan tanpa harus turun langsung ke lapangan.

Dalam sesi tanya jawab, Marchella menanggapi pertanyaan warga terkait mekanisme pengaduan dengan menjelaskan bahwa setiap laporan akan direspons langsung oleh admin desa. Ia juga menegaskan bahwa laporan dari wilayah perumahan yang memiliki permasalahan seperti sampah dan air tetap dapat diproses selama lokasi tersebut berada di wilayah Moncongloe.

Program kedua adalah “Panduan Digitalisasi dan Pemasaran UMKM via Google Maps” yang dibawakan oleh M. Farhan Bachtiar bersama Ahmad Abdillah Atthoriq Ambya. Melalui pelatihan ini, para pelaku UMKM diajarkan cara membuat titik lokasi usaha di Google Maps, mengoptimalkan peringkat pencarian dan strategi untuk menambah ulasan pelanggan.

Farhan menjelaskan bahwa jika titik lokasi di Google Maps berubah, pemilik usaha dapat memperbaikinya secara manual.

“Untuk membuat titik usaha muncul di posisi teratas, disarankan melakukan pembaruan data secara rutin dan menambah ulasan pelanggan, dengan jumlah ideal sekitar sepuluh ulasan atau lebih,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa Google dapat menyetujui banyak titik lokasi, dan penandaan tidak terbatas pada usaha saja, melainkan bisa juga untuk fasilitas umum seperti jalan menuju masjid.

Program ketiga adalah “Panduan Digitalisasi Penggunaan QRIS pada UMKM Desa dan BUMDes” yang disampaikan oleh Ahmad Abdillah Atthoriq Ambya. Dalam sesi ini, peserta memperoleh pemahaman mengenai proses pembuatan QRIS, jenis-jenis QRIS, serta waktu verifikasi.

Ahmad menjelaskan bahwa proses verifikasi bergantung pada penyedia layanan, kelengkapan dokumen dan keakuratan data yang diajukan.

“QRIS terbagi menjadi dua jenis, yakni QR dinamis yang langsung dikeluarkan oleh penyedia dan QR bayar yang terkadang tidak dapat dicetak karena tidak terhubung langsung dengan penyedia. Keunggulan QRIS adalah kecepatan transaksinya, di mana pembayaran dapat diterima hanya dalam waktu sekitar tiga detik,” jelasnya.

Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa KKN Unhas berharap masyarakat Desa Moncongloe dapat semakin melek teknologi, memanfaatkan platform digital untuk layanan publik, dan mengoptimalkan pemasaran produk lokal.

Selain itu, penerapan sistem pembayaran digital diharapkan mampu meningkatkan efisiensi transaksi dan memperkuat ekonomi desa secara berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *