PemerintahanPendidikanPeristiwaSulSel

Pemkot Makassar dan Unhas Perkuat Kolaborasi Riset dan Pembangunan

×

Pemkot Makassar dan Unhas Perkuat Kolaborasi Riset dan Pembangunan

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Pemerintah Kota Makassar menegaskan komitmennya membangun kota secara inklusif dan berbasis riset, melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (4/8), di Kampus Unhas, Tamalanrea.

Penandatanganan ini dihadiri Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa, yang sepakat memperkuat kolaborasi lintas sektor. Fokus kerja sama mencakup pengembangan sumber daya manusia, penataan wilayah kepulauan, penanganan banjir, hingga pembangunan infrastruktur strategis.

“MoU ini bukan hanya seremoni, tapi bentuk komitmen untuk menjawab persoalan nyata di lapangan, baik di darat dan terutama di kepulauan,” kata Munafri. Ia menambahkan, Unhas diharapkan memberi kontribusi akademik untuk pembangunan berbasis riset.

Sebagai tindak lanjut, Pemkot dan Unhas merencanakan kunjungan lapangan ke wilayah kepulauan. Menurut Munafri, hal ini penting untuk merumuskan solusi konkret atas ketimpangan pembangunan yang masih dirasakan masyarakat pulau.

“Kita perlu lihat lagi seperti apa kondisi pulau-pulau kita saat ini. Di situlah kita ingin hadir. Warga pulau juga punya hak atas pembangunan yang adil,” ungkapnya.

Isu pengelolaan banjir juga menjadi perhatian. Munafri menilai, strategi penanggulangan jangka panjang memerlukan dukungan keilmuan dari Unhas, khususnya dalam pengelolaan drainase, tata ruang, dan kawasan rendah risiko bencana.

Di sisi lain, Pemkot tengah mengembangkan kawasan Untia sebagai pusat pertumbuhan baru. Rencana pembangunan stadion serta penguatan ekonomi masyarakat akan didorong melalui penyediaan fasilitas pendukung.

“Kami ingin menjadikan Untia sebagai kawasan yang punya nilai tambah. Tak hanya membangun stadion, tapi juga menciptakan ekosistem pendukung di sekitarnya,” jelas Munafri.

Terkait pengelolaan sampah, Munafri menyebut Kota Makassar tengah menghadapi darurat lingkungan, dengan volume sampah harian mencapai 1.000-1.300 ton. Menurutnya, Unhas memiliki peran penting dalam menawarkan pendekatan berbasis sains dan teknologi.

“Masalah kita bukan hanya menumpuk, tapi juga mendalam. Kami butuh pendekatan yang berbasis sains dan teknologi dan di sinilah peran Unhas sangat kami harapkan,” tegasnya.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, menyambut baik kelanjutan kerja sama ini. Ia menegaskan kesiapan Unhas sebagai mitra strategis Pemkot dalam merumuskan kebijakan berbasis riset dan keberlanjutan.

“Kita Unhas ini secara geografis dekat dengan Pemkot, tapi jangan hanya dekat secara lokasi. Kita harus dekat dalam aksi, kerja nyata dan solusi bersama,” katanya.

Ia menyoroti berbagai kesenjangan di wilayah kepulauan, terutama dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Inovasi seperti cold storage berbasis tenaga surya yang sedang dikembangkan Unhas bersama mitra Jepang, menurutnya, dapat meningkatkan nilai jual hasil laut masyarakat.

Jamaluddin juga menyoroti permasalahan sosial di sekitar kampus, seperti akses jalan dan ketenagakerjaan, yang menurutnya harus menjadi prioritas inovasi kampus.

“Kampus ini harus menjadi laboratorium hidup. Jika ada masalah di sekitar kita, maka di situlah inovasi dan kontribusi Unhas harus hadir pertama kali,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh hasil riset Unhas harus dapat diimplementasikan di Makassar sebagai kota tempat universitas tersebut berdiri.

“Unhas berada di Makassar. Tentu tidak elok jika inovasi-inovasi dari kampus ini tidak diterapkan di kota tempat kami berdiri,” tegasnya.

Menurutnya, kolaborasi ini penting untuk memperkuat pembangunan di Indonesia Timur, terutama dalam pengembangan SDM, penguatan desa-desa muda, dan transformasi teknologi.

“Unhas adalah kebanggaan Indonesia Timur. Maka sudah seharusnya kami berkontribusi aktif terhadap pembangunan daerah, terutama yang bermula dari Makassar,” ujarnya.

Ia berharap sinergi antara Unhas dan Pemkot Makassar dapat terus berkembang, tidak hanya dalam bentuk program seremonial, tetapi melalui percepatan kebijakan dan kegiatan yang berdampak langsung ke masyarakat.

“Kita ingin kolaborasi ini tidak sekadar seremonial, tapi benar-benar bisa diakselerasi dalam kegiatan harian,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *