PendidikanPeristiwaSulSel

Dua Inovasi Ramah Lingkungan: Mahasiswa KKN-T Unhas Demonstrasikan Sabun dari Limbah Organik dan Biobriket dari Sekam Padi

×

Dua Inovasi Ramah Lingkungan: Mahasiswa KKN-T Unhas Demonstrasikan Sabun dari Limbah Organik dan Biobriket dari Sekam Padi

Sebarkan artikel ini

Toraja Utara, Potretnusantara.co.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 114 melakukan program kerja. Sosialisasi dan Demonstrasi Pembuatan Sabun Cair dan Sabun Kertas dari limbah kulit pisang dan ampas kopi. Kegiatan diadakan di  Lembang Kapala Pitu, Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara, Sabtu (26/7/2025).

Kegiatan ini diinisiasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga, sekaligus memberikan keterampilan praktis.

Melalui pelatihan ini, para peserta khususnya ibu-ibu rumah tangga dan pemuda desa, diajak untuk memanfaatkan kulit pisang dan ampas kopi yang biasanya terbuang, menjadi sabun cair dan sabun kertas inovatif. Limbah kulit pisang dan ampas kopi diolah menjadi produk sabun yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.
Kulit pisang sendiri diketahui mengandung senyawa flavonoid dan fenol yang bertindak sebagai antibakteri alami dan antioksidan, yang membantu membersihkan kuman sekaligus menjaga kesehatan kulit tangan.

Sementara itu, air rebusan sereh menambahkan aroma segar sekaligus berperan sebagai antibakteri dan antijamur alami, sehingga memperkuat daya bersih dan kesegaran sabun. Dan ampas kopi sendiri mengandung senyawa bioaktif yang berperan sebagai pembersih alami serta memberikan aroma khas kopi pada sabun.

Koordinator Program, Novita Wulandari, mengatakan bahwa sabun cair ini dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang praktis dan ekonomis.

“ Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti kulit pisang dan ampas kopi kita bisa membuat produk yang bermanfaat, ramah lingkungan dan berpeluang dijadikan produk usaha rumahan dengan nilai ekonomis,” ungkap Novita.

Kegiatan ini mendapatkan antusias tinggi dari warga lembang kapala pitu, khususnya ibu-ibu rumah tangga dan remaja lembang kapala pitu.

“ Saya tidak menyangka bahwa limbah seperti kulit pisang dan ampas kopi bisa dijadikan sebagai sabun. Biasanya hanya dibuang begitu saja, sekarang bisa digunakan untuk membuat sabun. Selain mengurangi limbah, masyarakat juga memperoleh pengetahuan baru untuk memproduksi sabun yang bisa dipakai sendiri maupun dijual,” kata salah satu warga.

Setelah sukses melaksanakan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan sabun cair cuci piring dan sabun kertas berbahan limbah kulit pisang, ampas kopi dan air rebusan sereh, mahasiswa KKN-T Univerrsitas Hasanuddin Lembang Kapala Pitu kembali melanjutkan rangkaian kegiatan di hari yang sama dengan Sosialisasi dan Demonstrasi Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Biobriket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan.

Program yang dipimpin oleh Novitriani Irene ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa sekam padi, yang biasanya hanya dibuang atau dibakar, dapat diolah menjadi sumber energi alternatif yang ekonomis, ramah lingkungan dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dengan mengolah sekam padi menjadi biobriket, kita tidak hanya mengurangi pencemaran akibat pembakaran terbuka, tetapi juga menciptakan energi alternatif yang hemat biaya dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Novitriani Irene selaku penanggung jawab program.

Dalam demonstrasi, peserta diperlihatkan tahapan pembuatan biobriket mulai dari proses pencampuran sekam padi, pencetakan, hingga pengeringan. Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang cara mengolah limbah sekam padi, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan untuk mendukung kebutuhan rumah tangga secara mandiri.

Salah satu  warga Lembang Kapala Pitu, menyampaikan apresiasinya.

“Program ini memberi wawasan baru tentang cara memanfaatkan sekam padi yang selama ini hanya jadi limbah. Kami berharap biobriket bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai solusi energi alternatif di desa,” katanya.

Dengan hadirnya dua inovasi ramah lingkungan di hari yang sama, sabun organik dari limbah rumah tangga dan biobriket dari sekam padi diharapkan masyarakat Lembang Kapala Pitu semakin terinspirasi untuk mengolah limbah menjadi produk bermanfaat serta mendukung terwujudnya desa wisata berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *