PendidikanPeristiwaSulSel

Kulit Kacang Jadi Energi! Mahasiswa Unhas Sulap Limbah Jadi Biobriket Ramah Lingkungan di Desa Bonto Birao

×

Kulit Kacang Jadi Energi! Mahasiswa Unhas Sulap Limbah Jadi Biobriket Ramah Lingkungan di Desa Bonto Birao

Sebarkan artikel ini

Pangkep, Potretnusantara.co.id – Limbah kulit kacang tanah yang selama ini dianggap tidak bernilai, kini berhasil diolah menjadi sumber energi alternatif berkat inovasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin.

Melalui kegiatan sosialisasi dan demonstrasi, para mahasiswa memperkenalkan pembuatan biobriket berbahan dasar limbah pertanian kepada masyarakat Desa Bonto Birao, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Jumat (1/8/2025).

Kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Tanah Menjadi Biobriket” ini dipusatkan di Kantor Desa Bonto Birao. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan kolaboratif dan partisipatif, melibatkan pemerintah desa, kelompok tani, Karang Taruna, serta masyarakat setempat. Penanggung jawab kegiatan adalah Mariah, salah satu mahasiswa peserta KKNT.

Tidak hanya dalam bentuk penyuluhan, mahasiswa juga mengajak warga secara langsung untuk mempraktikkan proses pembuatan biobriket. Bahan yang digunakan pun mudah ditemukan di lingkungan sekitar, antara lain kulit kacang tanah, abu sekam padi, dan tepung kanji.

Produk akhir dari proses tersebut adalah biobriket, yaitu bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak, serta memiliki nilai ekonomi dan ramah lingkungan.

Antusiasme warga terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Hal ini terlihat dari keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pelatihan.

“Sekarang saya tahu, kulit kacang ternyata bisa dimanfaatkan menjadi biobriket untuk memasak. Selama ini, limbah seperti itu hanya kami buang atau dibakar,” ujar Ibu Linda, anggota kelompok tani setempat.

Secara umum, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai potensi pemanfaatan limbah pertanian sebagai energi alternatif, mengurangi pemborosan limbah yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, serta mendorong munculnya peluang usaha lokal berbasis pertanian.

Program ini membuktikan bahwa solusi energi bersih tidak harus berasal dari teknologi mahal dan kompleks. Dengan memanfaatkan bahan sederhana seperti kulit kacang, masyarakat dapat menciptakan sumber energi terbarukan yang berdaya guna dan bernilai ekonomi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *