Peristiwa

UPJA, Solusi Optimalisasi Lahan Terbatas Petani di Desa

×

UPJA, Solusi Optimalisasi Lahan Terbatas Petani di Desa

Sebarkan artikel ini

Kutai Kartanegara, Potretnusantara.co.id – Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) merupakan lembaga di tingkat desa atau kelompok tani yang menyediakan layanan penyewaan alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti traktor, mesin tanam, hingga mesin panen. Keberadaan UPJA bertujuan untuk memudahkan petani mengakses teknologi pertanian modern demi meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha tani.

Peran UPJA dinilai strategis dalam mendukung optimalisasi lahan pertanian yang terbatas di pedesaan. Namun, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi berbagai kendala.

“Hanya saja selama ini belum berjalan maksimal, masih banyak alsintan tidak kompatibel dengan kondisi lahan setempat karena seragam dari Jawa, hanya aktif saat musim tanam, rusak tidak terawat dan tidak ada sistem pembukuan dan monitoring,” ungkap Christina Shanti Dewi, Kamis (31/7/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Christina Shanti Dewi, Widyaiswara Ahli Madya dari UPTD BPPSDMP Provinsi Kalimantan Timur, dalam kegiatan Pelatihan Pertanian Modern bagi Kelompok Tani Panca Karya di Desa Bangun Rejo, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menurut Christina, tantangan pengembangan pertanian modern di desa-desa wilayah Kaltim juga cukup kompleks.

“Tantangannya sangat tinggi: misalnya tingginya tingkat ketergantungan pangan dari luar provinsi, luas lahan yang semakin menyusut, konversi lahan pertanian ke non-pertanian terutama tambang dan pemukiman, urbanisasi dan tekanan pembangunan dan kebutuhan akan produktivitas tinggi dan efisiensi,” pungkasnya.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dari FISIPOL UNTAG Samarinda, Dr. Suhardiman, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang tengah berlangsung. Setelah pelatihan, pihaknya akan menyerahkan bantuan alsintan modern kepada kelompok tani mitra, disertai dengan bimbingan teknis mengenai penerapan, perawatan dan penggunaan alat yang direncanakan berlangsung pada pertengahan Agustus 2025.

“Intinya, kami FISIPOL memfasilitasi pengorganisasian kelompok tani yang secara teknis bukan bidang pertanian, tetapi berusaha mendekatkan kelompok tani dengan local government dan local market untuk akses sumber daya dan teknologi serta pemberdayaan petani secara keorganisasian,” jelas Suhardiman.

Christina menambahkan optimismenya terhadap pengembangan inovasi pertanian modern di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang dianggap sebagai salah satu wilayah penyumbang utama ketahanan pangan di Kalimantan Timur. Program ini sejalan dengan Program Unggulan JOSPOL Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2025-2029 melalui program “Hilirisasi Industri Pertanian Melalui Peningkatan dan Perluasan Areal Tanam Berbasis Pertanian Modern”.

“Kita telah membentuk lebih 30 UPJA di Kukar, menggalakkan penyuluhan urban farming dan pertanian vertikal, greenhouse dan irigasi tetes, pola tanam tumpangsari dan intensifikasi lahan,” pungkas Christina

(**SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *