OpiniPemerintahanPolitik

Duel Strategis Menuju APDESI Takalar 2025: Antara Kekuatan Maritim dan Inovasi Pembangunan Berbasis Rakyat

×

Duel Strategis Menuju APDESI Takalar 2025: Antara Kekuatan Maritim dan Inovasi Pembangunan Berbasis Rakyat

Sebarkan artikel ini

Oleh: Herman Sijaya (Pengamat Politik Pemerintahan Desa)

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – Dinamika Pemilihan Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Takalar tahun 2025 memasuki babak yang menegangkan. Dua figur kepala desa kini mengemuka dalam pertarungan yang disebut-sebut sebagai duel strategis paling menentukan arah masa depan kepemimpinan desa di Takalar.

Calon nomor urut 1, Abdul Asis Nyampa, Kepala Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, tampil percaya diri dengan membawa kekuatan basis maritim. Desanya merupakan pusat aktivitas perikanan laut dan menjadi lokasi Pusat Pelelangan Ikan (PPI) terbesar di Kabupaten Takalar. Dukungan kuat dari komunitas nelayan serta soliditas jaringan ekonomi kelautan menjadi modal politik yang sulit diabaikan.

Tidak hanya itu, Asis juga dikabarkan mendapat dorongan signifikan dari tokoh-tokoh pemuda berpengaruh di wilayah pesisir, menjadikan basis dukungannya sangat cair, terutama di kalangan milenial nelayan yang haus akan penguatan ekonomi desa berbasis potensi laut. Ia dikenal sebagai figur yang tenang, santun, namun sangat strategis dalam mengelola potensi lokal yang dimiliki desanya.

Sementara itu, di nomor urut 2, muncul Parawansa, Kepala Desa Kale Komara, Kecamatan Polongbangkeng Utara. Ia adalah figur muda, visioner, dan progresif. Latar belakangnya sebagai aktivis menjadikan kemampuan komunikasinya dengan berbagai stakeholder baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil sangat adaptif dan dinamis.

Di tengah keterbatasan fiskal desa, Parawansa membuktikan kapabilitasnya dengan melakukan revitalisasi kantor desa melalui program CSR dari pihak swasta, sebuah terobosan yang menunjukkan ketajaman strategi kolaboratifnya.

Wilayah Kale Komara yang masuk dalam zona pertanian dan perikanan air tawar dengan keberadaan Bendungan Pammukulu, menjadikan desanya sangat strategis dalam narasi pembangunan berkelanjutan. Ia dikenal ramah, milenial dan sangat dicintai oleh masyarakatnya karena selalu terbuka dalam menyerap aspirasi dan menjawabnya dengan kebijakan yang akuntabel.

Parawansa dapat menawarkan visi kepemimpinan desa yang inklusif dan berbasis pada nilai gotong royong, inovasi kebijakan, serta pendekatan partisipatif. Model kepemimpinan ini dianggap relevan dengan tantangan desa-desa di Takalar yang beragam dari pesisir hingga pegunungan.

Analisis Politik Penulis:

Pertarungan antara Abdul Asis dan Parawansa bukan hanya soal siapa yang populer, tetapi juga siapa yang mampu menawarkan platform kepemimpinan APDESI yang menjawab tantangan konkret. Abdul Asis unggul di wilayah pesisir dan ekonomi kelautan, sementara Parawansa kuat di sektor pertanian dan komunikasi lintas sektor.

Abdul Asis lebih mengandalkan basis kekuatan sosial dan ekonomi lokal yang telah terbukti menopang kehidupan warga pesisir, sedangkan Parawansa menawarkan pendekatan inovatif dan akuntabel yang mengedepankan kolaborasi pembangunan.

Bagi para kepala desa sebagai pemilik hak suara dalam pemilihan ini, pilihan akan sangat ditentukan oleh preferensi arah kepemimpinan: apakah mengedepankan kekuatan sektor unggulan (maritim) atau mendorong inovasi lintas sektor untuk penguatan kelembagaan desa secara holistik.

Satu hal yang pasti, APDESI Takalar 2025 akan memiliki pemimpin dengan warna yang sangat kuat, dan siapapun yang terpilih akan membawa perubahan besar bagi masa depan desa-desa di Kabupaten Takalar, harap penulis.

Gowa, 25 Juli 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *