PendidikanPeristiwa

Cookies Daun Kelor Ciptakan Peluang Usaha Baru di Desa Lembanna

×

Cookies Daun Kelor Ciptakan Peluang Usaha Baru di Desa Lembanna

Sebarkan artikel ini

Bulukumba, Potretnusantara.co.id – Inovasi menarik hadir dari Desa Lembanna, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) GEL.114 Universitas Hasanuddin melaksanakan pelatihan olahan daun kelor, Jum’at (25/7/2025), yang menyasar ibu-ibu rumah tangga, kader PKK, hingga pelaku UMKM lokal.

Dengan tema “Kreasi Olahan Daun Kelor untuk Meningkatkan Nilai Jual dan Pendapatan”, kegiatan ini tidak hanya memberikan materi teori, tetapi juga praktik langsung membuat cookies kelor, teh kelor dan serbuk kelor.

Pelatihan yang dimulai pukul 14.00 WITA ini dipandu oleh Aprilyani, mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal yang selama ini belum tergarap optimal.

“Daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan bisa diolah menjadi produk yang disukai pasar, baik lokal maupun nasional,” ungkap Aprilyani.

Ia juga menambahkan bahwa pengemasan dan pemasaran yang tepat bisa membawa dampak besar bagi ekonomi rumah tangga.

“Dengan sedikit kreativitas dan pengetahuan pengemasan, produk olahan kelor bisa bersaing di pasaran dan meningkatkan pendapatan keluarga,” tambahnya.

Metode pelatihan dikemas interaktif mulai dari presentasi, demo pembuatan produk, hingga sesi tanya jawab. Peserta dibekali teknik pengeringan daun, pengemasan higienis, hingga strategi pemasaran online sederhana.

Antusiasme warga pun terlihat tinggi. Salah satu peserta, Ibu Sulasmi, mengaku terinspirasi.

“Saya baru tahu kalau daun kelor bisa dijadikan cookies yang bisa dijual. Ini sangat bermanfaat dan membuka peluang usaha baru bagi kami di desa,” ujarnya.

Pelatihan ditutup pukul 16.00 WITA dengan pembagian produk hasil olahan dan sesi foto bersama. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal, khususnya bagi perempuan dan pelaku UMKM di desa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *