AdvertorialPendidikan

Prof Sukardi Weda Membakar Semangat Mahasiswa Unhas pada Dialog Terbuka

×

Prof Sukardi Weda Membakar Semangat Mahasiswa Unhas pada Dialog Terbuka

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusatara.co.id – Dialog Terbuka yang digagas oleh Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sejumlah fakultas di lingkungan Universitas Hasanuddin sukses digelar di Aula Arsjad Rasjid Lecture Theater, Kamis (18/12/2025).

Dialog ini menghadirkan tiga calon rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), yakni Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K)., M.MedEd, dan Prot. Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum., M.Pa., M.Si., M.Sos.I., MAP.

Adv

Pada awalnya, dialog terbuka tersebut yang dihadiri oleh fungsionaris lembaga kemahasiswaan (LK) direncanakan berlangsung di Pelataran Rektorat Unhas. Namun, lokasi kegiatan kemudian dipindahkan ke Aula Arsjad Rasjid Lecture Theater.

Perubahan lokasi tersebut sempat memicu dinamika, lantaran salah satu calon rektor, Prof. Jamaluddin Jompa, belum hadir di lokasi. Hal tersebut mendorong mahasiswa untuk kembali berkumpul di Pelataran Rektorat tempat rencana awal dialog terbuka digelar.

Dalam dialog tersebut, masing-masing calon rektor memaparkan visi dan misi serta program kerjanya secara singkat, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama mahasiswa dan sesi awal ada tiga penanya dari mahasiswa.

Sejumlah isu menjadi sorotan mahasiswa, di antaranya kebijakan jam malam, minimnya konversi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) bagi kegiatan lembaga kemahasiswaan, serta fasilitas kampus yang dinilai belum memadai meskipun Unhas mengklaim masuk dalam jajaran QS World Top 1000.

Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, ketiga calon rektor Unhas memberikan jawaban dan pandangan yang beragam, sesuai dengan perspektif dan latar belakang masing-masing.

Calon rektor pertama yang diberikan kesempatan untuk bertanya adalah Prof Sukardi Weda dan Prof Kardi, dengan sigap datang ke podium untuk menjawab pertanyaan dari mahasiswa.

Calon Rektor (Carek) Universitas Hasanuddin (Unhas) nomor urut 3, Prof Sukardi Weda menekankan tentang pentingnya pemberian ruang pengembangan kepemimpinan mahasiswa dalam Dialog Terbuka Carek periode 2026-2030 tersebut.

Prof Sukardi Weda berpendapat bahwa organisasi kemahasiswaan memainkan peran penting dalam membentuk karakter, leadership, kemampuan pengambilan keputusan (decision making), hingga kecerdasan emosional mahasiswa.

Menurut Sukardi Weda, kemampuan tersebut tidak sepenuhnya diperoleh di ruang-ruang kelas, tetapi kecerdasan emosional tersebut diperoleh di organisasi kemahasiswaan atau LK.

Sukardi Weda menekankan bahwa soft skill, kepemimpinan, membangun tim (team work), dan pengambilan keputusan itu diperoleh di lembaga kemahasiswaan.

“Oleh karena itu, Anda datang ke kampus bukan hanya untuk belajar sebagai sesuatu yang wajib tetapi Anda harus menjadi fungsionaris mahasiswa yang dianggapnya sebagai sesuatu yang sunah. Mahasiswa yang paripurna adalah mahasiswa yang mampu mensinergikan antara yang wajib dan sunah, yaitu belajar dan berorganisasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sukardi Weda mendorong adanya keseimbangan antara kecerdasan akademik dan keterampilan nonakademik agar lulusan perguruan tinggi tidak hanya unggul secara nilai, tetapi juga siap menghadapi realitas dunia kerja.

“Pertanyaannya, apakah yang memiliki Indeks Prestasi (IP) 4,0 pasti mendapatkan pekerjaan yang layak? Kita ingin adik-adik sekalian bukan hanya menjadi job seeker, tetapi juga startup founder atau businessman”ujarnya.

Selain itu, Sukardi turut menanggapi audiensi dari mahasiswa. la mengaku akan menyiapkan asrama mahasiswa bagi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas apabila terpilih menjabat sebagai rektor.

Sukardi Weda juga akan memberikan kesempatan yang sama kepada mahasiswa untuk akses sumber daya yang dimiliki Unhas. Bila mahasiswa berkegiatan boleh menggunakan ruang dan fasilitas apa saja dengan gratis atau tanpa bayar. Sukardi Weda juga menjanjikan dana penelitian kepada mahasiswa secara kompetitif, serta berjanji untuk tidak memarginalkan mahasiswa untuk akses sumber daya Unhas.

Ia juga mengatakan akan memperlakukan mahasiswa secara setara, sama, adil, tanpa diskriminatif dengan civitas akademika Unhas lainnya (dosen dan tenaga kependidikan), bila kelak ia ditakdirkan menjadi nakhoda Unhas.

Sukardi Weda juga mengaku aktif di lembaga kemahasiswaan (Senat Unhas) dan beberapa organisasi Kepemudaan (OKP) sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan leadership dan soft skills. Sukardi memandang dengan pengalaman berorganisasi, maka ia dapat menghadapi segala situasi dengan baik tanpa panik.

Sukardi juga mencontohkan bahwa banyak pemimpin di legislatif (DPR), eksekutif, dan yudikatif adalah mantan aktivis mahasiswa.

“Saya ketika menjadi WD 3 dan WR 3, ketika ada beasiswa, maka yang pertama saya hubungi adalah para ketua LK (BEM dan Maperwa), mauki beasiswa,” ujarnya.

Sukardi memandang bahwa para fungsionaris LK adalah orang-orang yang berprestasi, mereka memiliki bukan hanya kecerdasan kognitif, tetapi juga kecerdasan emosional sebagai pemimpin masa depan bangsa ini.

Ia mengajak mahasiswa untuk cerdas secara akademik tetapi juga harus cerdas secara emosional karena ketika mereka menjadi alumni, bukan lagi menyandang predikat sebagai mahasiswa, maka yang didambakan publik darinya adalah, bagaimana ia mampu membangun komunitasnya dan menjadi problem solver di masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *