Pendidikan

Empat Kali Diwisuda di Unhas, Prof. Sukardi Weda “Hati saya Untuk Unhas”

×

Empat Kali Diwisuda di Unhas, Prof. Sukardi Weda “Hati saya Untuk Unhas”

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Sosok Prof. Dr. Sukardi Weda, M.Hum., mencuri perhatian publik akademik setelah resmi mendaftar sebagai bakal calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026-2030.

Prof. Sukardi Weda dikenal sebagai figur akademisi yang memiliki hubungan emosional mendalam dengan kampus merah, karena telah empat kali diwisuda di Unhas.

Lahir di Parepare, Prof. Sukardi menempuh seluruh jenjang pendidikannya di Unhas, mulai dari sarjana hingga doktor.
“Empat kali saya diwisuda di Unhas, empat kali pula air mata saya menetes. Karena bagi saya, setiap tahap itu bukan hanya upacara kelulusan, tapi perjalanan hidup,” ujarnya dengan nada haru, Senin (3/11/2025) kepada awak media.

Meski kini berkarier di Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai guru besar bidang Bahasa Inggris, Prof. Sukardi menegaskan bahwa Unhas adalah rumah intelektual yang membentuk dirinya.

“Jaket saya kuning, tapi hati saya merah,” tuturnya, merujuk pada warna almamater UNM dan Unhas.

Perjalanan Prof. Sukardi menuju bursa calon rektor bukanlah langkah instan. Ia mengaku sudah beberapa kali mencoba menjadi bagian dari Unhas melalui jalur akademik dan administratif, namun  berjodoh menjadi guru di UNM. Kini, dengan pengalaman panjang di dunia pendidikan tinggi, ia datang kembali dengan tekad kuat untuk mengabdi melalui kepemimpinan.

“Bagi saya, Unhas adalah simbol kebanggaan akademik Indonesia Timur. Saya ingin mengembalikan semangat keilmuan dan pelayanan yang berorientasi pada bangsa dan dunia,” kata mantan Wakil Rektor UNM ini.

Dalam visi kepemimpinannya, Prof. Sukardi menekankan pentingnya menjadikan Unhas bukan hanya World Class University, tetapi World Class University Leader, universitas yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ilmu pengetahuan di kawasan maritim Indonesia.

Beberapa gagasan strategis yang ia bawa antara lain memperkuat tata kelola akademik yang transparan, mendorong kolaborasi lintas fakultas dan riset, serta memperluas jejaring internasional dengan tetap menjaga identitas lokal Unhas sebagai kampus maritim dan kebangsaan.

Ia juga menyoroti pentingnya kepemimpinan inklusif yang merangkul dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.

“Kampus besar hanya bisa maju jika semua unsur di dalamnya saling percaya dan bekerja sama. Kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi tentang pelayanan,” tegasnya.

Nama Prof. Sukardi Weda menjadi salah satu dari sejumlah kandidat yang telah mendaftar di Panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) Unhas. Meski berasal dari luar Unhas, sosoknya menarik simpati karena rekam jejak akademik yang panjang serta kedekatan emosional yang kuat dengan kampus merah.

“Empat kali saya diwisuda di Unhas, Jika Tuhan berkehendak, kali ini saya ingin kembali bukan sebagai wisudawan, tapi sebagai pelayan bagi almamater yang saya cintai,” pungkasnya.

Kisah perjalanan yang penuh warna dan dedikasi, kehadiran Prof. Sukardi Weda menambah dinamika pemilihan rektor Unhas tahun ini. Banyak pihak menilai, sosoknya membawa pesan sederhana namun kuat: cinta pada ilmu dan almamater tak pernah pudar, bahkan setelah empat kali diwisuda, kembali mau melabuhkan jiwa raganya di kampus terbaik di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *