Pemerintahan

Munafri Wali Kota Makassar Tegaskan, Saatnya Aksi Atasi Sampah Kota Makassar

×

Munafri Wali Kota Makassar Tegaskan, Saatnya Aksi Atasi Sampah Kota Makassar

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Pemerintah Kota Makassar meluncurkan gerakan besar menuju Makassar Bebas Sampah 2029 lewat program Makassar Eco Circular Hub, hasil kolaborasi dengan Universitas Bosowa. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa penanganan sampah harus menjadi gerakan kolektif dari tingkat rumah tangga hingga lintas sektor.

“Kita tidak bisa hanya berbicara soal lingkungan tanpa aksi nyata. Makassar bisa mencapai zero waste kalau kita semua bergerak bersama, mulai dari rumah tangga, dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan setiap hari,” ujar Munafri saat membuka kegiatan Kick Off di Gedung Lestari 45, Selasa (7/10/2025).

Munafri menargetkan penerapan Rumah Tangga Zero Waste pada 2028 sebagai fondasi menuju Makassar Zero Waste 2029. Ia menyebut cukup dengan memilah sampah organik dan non-organik di rumah, volume sampah bisa dikurangi hingga 50%.

“Kuncinya ada pada perubahan kebiasaan. Kalau masyarakat mulai membiasakan memilah sampah dan membuangnya pada tempat yang tepat, maka separuh persoalan lingkungan kita sudah selesai,” tegasnya.

Munafri juga mendorong pemanfaatan hasil pengelolaan sampah untuk kegiatan produktif seperti urban farming, peternakan kecil, dan perikanan rumah tangga.

“Kita ingin agar pengelolaan sampah juga memberi nilai tambah bagi masyarakat. Ini bagian dari upaya menjaga perputaran ekonomi warga dari rumah,” jelasnya.

Kepada seluruh camat, lurah, hingga RT/RW, Munafri memberi instruksi tegas untuk segera menerapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi.

“Mulai tahun ini dan tahun depan, saya minta seluruh RT dan RW di Kota Makassar sudah wajib menerapkan sistem pengelolaan sampah,” serunya.

Ia juga memperkenalkan teknologi ramah lingkungan seperti maggot dan eko-enzyme sebagai solusi praktis di masyarakat.

“Satu kilo maggot bisa makan lima kilo sampah organik. Kalau kita punya 300 kilo maggot, maka bisa mengurai 1,5 ton sampah per hari,” paparnya.

Dengan ancaman kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hampir penuh 290.000 ton sampah masuk per tahun, Munafri memperingatkan, “Kalau kita tidak melakukan intervensi dari sekarang, umur TPA kita tidak lebih dari dua tahun. Ini alarm bahaya yang sudah menyala.”

Sebagai bentuk komitmen perubahan, ia menggagas gerakan “Satu Mahasiswa, Satu Pohon” di kalangan kampus. “Setiap mahasiswa baru harus menanam satu pohon dan merawatnya selama masa kuliah,” harap Munafri.

Menutup sambutannya, Munafri menegaskan pentingnya aksi langsung.

“Waktu diskusi sudah selesai. Sekarang saatnya turun ke lapangan. Jangan keluar dari ruangan ini kalau masih membuang sampah campur aduk,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *