Kesehatan

Capaian Penimbangan Balita di Bebanga Masih Rendah, Baru 66 Persen Ikut Posyandu

×

Capaian Penimbangan Balita di Bebanga Masih Rendah, Baru 66 Persen Ikut Posyandu

Sebarkan artikel ini
Foto/Idt-Pengelola Gizi Puskesmas Tampapadang, St. Khadijah Hamid.

Mamuju, Potretnusantara.co.id – Capaian penimbangan balita di Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, yang menjadi lokus program Pasti Padu masih tergolong rendah. Data Lokakarya Mini (Lokmin) bulanan Puskesmas Tampapadang, Rabu (10/9/2025), mencatat dari total 855 balita, hanya 564 balita atau sekitar 66% yang ditimbang pada Agustus 2025. Artinya, masih ada 291 balita belum mengikuti penimbangan.

Pengelola Gizi Puskesmas Tampapadang, St. Khadijah Hamid, menjelaskan rendahnya capaian tersebut dipengaruhi sejumlah faktor.

“Masih banyak keluarga yang kurang mendukung ibu untuk membawa balita ke posyandu. Selain itu, jarak posyandu yang jauh, kesibukan orang tua bekerja, anak rewel, lupa jadwal, bahkan ada yang takut dengan kader posyandu, menjadi kendala yang sering terjadi,” ungkap Khadijah.

Ia menambahkan, ada juga balita yang tidak hadir karena orang tuanya merantau keluar daerah. Menurunnya keterlibatan lintas sektor juga turut memengaruhi capaian.

Meski begitu, berbagai upaya terus dilakukan Puskesmas Tampapadang bersama kader posyandu. Beberapa strategi yang ditempuh antara lain mengingatkan ibu balita secara langsung, melakukan penimbangan alternatif untuk sasaran yang berada di luar daerah, menjemput balita ke rumah, hingga memberikan edukasi agar masyarakat tidak absen mengikuti posyandu.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan pentingnya pendampingan berkelanjutan di wilayah lokus Pasti Padu sebagai bagian dari implementasi visi Sulbar Maju dan Sejahtera yang digagas Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.

“Melalui Quick Wins Sulbar Sehat, kami telah memformulasikan sembilan indikator percepatan menuju masyarakat sehat. Salah satunya penguatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan pendampingan stunting di lokus. Bebanga menjadi salah satu prioritas, sehingga capaian penimbangan balita harus terus ditingkatkan lewat kerja sama semua pihak,” jelas dr. Nursyamsi.

Dengan sinergi lintas sektor dan keterlibatan masyarakat, capaian penimbangan balita diharapkan semakin meningkat. Hal ini menjadi langkah penting dalam deteksi dini masalah gizi sekaligus upaya konkret menurunkan stunting di Sulawesi Barat.

(Rls/Dn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *