News

Tiga Tewas dalam Kebakaran Kantor DPRD Makassar Usai Aksi Massa Terkait Kematian Driver Ojol

×

Tiga Tewas dalam Kebakaran Kantor DPRD Makassar Usai Aksi Massa Terkait Kematian Driver Ojol

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Kota Makassar pada Jumat malam (29/8/2025) berakhir tragis. Tiga orang dilaporkan tewas akibat kebakaran yang melanda Kantor DPRD Kota Makassar, yang dibakar massa demonstran dalam aksi protes terkait kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Dahyal, membenarkan adanya tambahan korban jiwa dalam insiden tersebut.

“Ada tiga orang,” katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi pada Sabtu (30/8/2025) dini hari.

Korban pertama adalah Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kasi Kesra) Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful, yang hadir dalam rapat paripurna menggantikan Camat Ujung Tanah, Amanda Syahwaldi. Korban kedua merupakan seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang identitasnya masih belum diketahui.

Korban ketiga adalah Sarina, staf pendamping anggota DPRD Makassar, Andi Tendri Uji. Ia ditemukan meninggal dunia dalam proses evakuasi oleh petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar).

Sebelumnya, ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik strategis di Kota Makassar sebagai respons atas kematian Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang tewas setelah dilindas mobil baracuda milik Brimob dalam insiden di Jakarta.

Aksi awal dimulai di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan memblokade dua ruas jalan. Massa kemudian melanjutkan aksinya dengan membakar pos polisi lalu lintas di pertigaan Jalan AP Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin.

Kerusuhan memuncak saat massa menyerbu Kantor DPRD Kota Makassar di Jalan AP Pettarani. Mereka merusak dan membakar sejumlah kendaraan serta fasilitas gedung sambil meneriakkan yel-yel “Revolusi! Revolusi! Revolusi!”

Situasi semakin tidak terkendali karena tidak tampak kehadiran aparat kepolisian di lokasi kejadian, sehingga massa leluasa melakukan tindakan anarkis.

Aksi juga meluas ke kawasan depan Kampus Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Jalan Urip Sumohardjo dan Jalan Sultan Alauddin. Ribuan massa dari berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat membakar ban serta menutup jalur Trans Sulawesi, menyebabkan kemacetan total.

Dalam orasi mereka, demonstran menyuarakan dua tuntutan utama: menolak kenaikan tunjangan DPR RI dan mengecam tindakan aparat kepolisian yang dinilai brutal. Mereka menyebut insiden yang menewaskan Affan Kurniawan sebagai bentuk kekerasan yang tidak dapat dibenarkan.

“Mengecam tindakan pihak kepolisian atas jatuhnya korban seorang driver ojek online,” teriak salah satu orator melalui pengeras suara.

“Kepolisian seharusnya menjadi pengayom, pelayan dan pelindung masyarakat. Bukan pembunuh!” seru demonstran lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *