Mamuju, Potretnusantara.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mulai menyusun Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2026 sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan pangan dan menurunkan angka stunting. Penyusunan ini diawali dengan rapat koordinasi pembentukan tim penyusun yang digelar di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulbar, Rabu (6/8/2025).
Rapat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulbar yang menghadirkan Perencana Ahli Muda, Musrifa Hamzah dan Muhammad Athar.
“Rakor ini membahas pembentukan tim penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) dan membangun koordinasi untuk menyamakan persepsi dan cara pandang dalam penyusunan kebijakan ketahanan dan kerentanan pangan di Sulbar,” jelas Musrifa.
Penyusunan FSVA 2026 menjadi bagian dari implementasi Misi I dan Misi II RPJMD Sulbar, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta percepatan pengentasan kemiskinan. Dokumen FSVA akan mencakup tiga aspek utama: ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan.
FSVA juga berperan penting dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting, khususnya melalui intervensi gizi sensitif yang meliputi peningkatan akses pangan bergizi, layanan kesehatan, dan sanitasi. Tiga dari empat aspek intervensi tersebut terkait langsung dengan ketahanan pangan.
Rapat koordinasi juga membahas identifikasi dan pengumpulan data sektoral dari masing-masing OPD untuk memastikan FSVA 2026 berbasis data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar dan turut dihadiri perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Dukcapil, Bapperida, serta Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar.
![](https://potretnusantara.co.id/wp-content/uploads/2025/09/PEMERINTAH-PROVINSI-SULAWESI-BARAT-1-1-scaled.png"100%")