PemerintahanPeristiwaSulSel

Tiga Bulan Jelang Pensiun, Syafii Diangkat ASN: Tangis di Ujung Pengabdian

×

Tiga Bulan Jelang Pensiun, Syafii Diangkat ASN: Tangis di Ujung Pengabdian

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Di tengah gegap gempita ribuan peserta pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap I Tahun 2024 yang memenuhi halaman Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis (31/7/2025), satu sosok tampak berdiri dengan tenang tapi menyimpan kisah haru mendalam. Dialah Lalu Syafii, pria paruh baya yang namanya baru saja tercatat sebagai ASN PPPK Pemprov Sulsel, hanya tiga bulan menjelang masa pensiunnya.

Lalu Syafii, pria kelahiran Atambua, Nusa Tenggara Timur, telah mengabdi sebagai tenaga honorer di BPBD Sulsel sejak tahun 2015. Di usia yang tak lagi muda, ia masih berdiri tegak, mengangkat Surat Keputusan pengangkatan dengan mata berkaca-kaca. Wajahnya penuh rasa syukur, meski waktu pengabdiannya di status baru ini tinggal seumur jagung.

“Ini anugerah luar biasa. Saya sangat bersyukur dan bangga, di penghujung masa kerja masih diberikan kepercayaan,” ungkap Syafii dengan suara yang bergetar.

Belasan tahun pengabdian tanpa lelah dalam dunia kebencanaan telah menjadikan Syafii sosok yang dihormati. Ia bukan hanya dikenal karena kedisiplinannya sebagai anggota TRC (Tim Reaksi Cepat), tapi juga karena keberaniannya terjun dalam kondisi darurat, saat banyak orang memilih mundur. Saat bencana gempa dan tsunami mengguncang Palu tahun 2018, Syafii termasuk yang pertama datang dan terakhir pulang. Ia membantu mengevakuasi ratusan jenazah pengalaman yang membekas seumur hidup.

“Berat, tapi saya bangga bisa membantu sesama,” katanya lirih.

Semangat itu tumbuh sejak kecil. Saat konflik di Timor Timur meletus tahun 1975, Syafii yang saat itu masih duduk di bangku kelas 4 SD sudah terbiasa melihat relawan membantu para pengungsi dan korban luka. Sejak itu, ia merasa bahwa kemanusiaan bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan hati.

“Kemanusiaan bagi saya bukan sekadar pekerjaan. Ini sudah jadi hobi, sekaligus jalan hidup,” tuturnya, penuh keyakinan.

Pada pelantikan itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman pun menaruh perhatian khusus kepada Syafii. Ia memanggil Syafii maju ke depan, bersama empat ASN lainnya, untuk menerima hadiah khusus dan berfoto bersama.

“Saya benar-benar terharu. Tidak menyangka mendapat perhatian langsung dari Pak Gubernur. Semoga beliau diberi kesehatan untuk terus memimpin Sulsel ke arah yang lebih baik,” ujar Syafii, tak mampu menyembunyikan rasa harunya.

Meski masa pensiunnya tinggal menghitung hari, tekad pengabdiannya tak padam. Ia masih siap turun ke lapangan jika dibutuhkan, terutama dalam misi pencarian dan penyelamatan yang menjadi bagian dari jiwanya.

“Selama badan ini masih kuat, saya akan terus mengabdi,” tegasnya dengan penuh semangat.

Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo, pun memberikan pujian tulus.

“Pak Syafii adalah anggota TRC yang sangat bisa diandalkan. Disiplin, tangguh, dan selalu siap turun ke lapangan,” katanya.

Kisah Lalu Syafii bukan sekadar narasi tentang seorang ASN. Ia adalah cermin ketulusan, bahwa pengabdian sejati tak pernah mengenal usia. Saat banyak orang menantikan masa istirahat, Syafii justru menerima kehormatan terakhirnya dalam balutan seragam ASN bukan sebagai akhir, tapi bentuk pengakuan atas hidup yang telah ia dedikasikan sepenuhnya untuk orang lain.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *