Peristiwa

Wali Kota Makassar Sidak Terminal Daya: Soroti Terminal Bayangan dan Potensi Ekonomi

×

Wali Kota Makassar Sidak Terminal Daya: Soroti Terminal Bayangan dan Potensi Ekonomi

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), melakukan inspeksi mendadak ke Terminal Daya pada Senin (22/7/2025) untuk meninjau langsung kondisi terminal dan menyusun langkah strategis penataan ulang agar berfungsi optimal sebagai simpul transportasi dan pusat ekonomi.

“Hari ini, melihat terminal yang letaknya yang sangat strategis, ini sangat memungkinkan untuk menjadi terminal yang berfungsi penuh,” ujar Appi.
“Banyak terminal modern yang bisa kita jadikan acuan, tapi kita harus pahami bahwa tidak semua kewenangan ada di pemerintah kota,” tambahnya.

Appi menegaskan perlunya sinergi lintas instansi dan menyebut terminal bayangan sebagai kendala utama. “Yang jadi kendala utama adalah maraknya terminal bayangan. Maka, penegakan aturan harus dimaksimalkan. Tapi ini tidak bisa jalan sendiri. Harus ada keterlibatan semua pihak,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya memastikan penumpang naik turun di dalam kawasan terminal. “Supaya ekosistem ekonomi di sekitar terminal bisa tumbuh, UMKM bisa bergerak, dan transportasi bisa saling mendukung,” jelasnya.

Plt Dirut Terminal Makassar Metro, Elber Maqbul Amin, menyebut penertiban operasional PO sebagai langkah awal. “Jadi yang harus kita tertibkan adalah regulasi PO. Bongkar-muat harus di dalam terminal, baik yang datang maupun yang berangkat,” katanya.
“Kalau ini dilakukan, terminal bisa hidup seperti konsep bandara. Penumpang datang, menunggu, bertransaksi, lalu naik kendaraan di dalam area resmi,” tambah Elber.

Ia menyebut, sekitar 2.000-3.000 penumpang melewati terminal tiap malam, namun karena aktivitas dilakukan di luar, ekonomi di dalam terminal tidak bergerak.
“Kalau 2.000-3.000 orang menunggu di dalam, maka mereka akan belanja, ke toilet, beli minuman, makanan, rokok dan lainnya. UMKM akan tumbuh,” tuturnya.
“Tapi sekarang, karena semua dilakukan di luar, penumpang hanya lewat. Terminal sepi, ekonomi tidak bergerak,” lanjutnya.

Elber juga menjelaskan regulasi terminal masih berada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan. “Kalau soal aturan dan perizinan itu ada di ranah balai. Kami hanya pelaksana di lapangan. Karena itu kami butuh koordinasi lintas instansi, termasuk dukungan dari pemerintah kota. Itulah yang sedang dicari titik temunya oleh Pak Wali Kota,” ujarnya.

Terminal Daya memiliki lahan cukup luas untuk mengakomodasi berbagai moda transportasi. Pendapatan harian kini sekitar Rp. 8-9 juta, namun target dividen Rp300-400 juta per tahun belum tercapai.

Elber menyebut solusi peningkatan pendapatan adalah mengembalikan seluruh aktivitas PO ke dalam terminal dan menerapkan sistem transportasi terpadu. “Kami juga berharap ada payung hukum, seperti Perwali atau regulasi pendukung, agar operasional PO benar-benar bisa ditata masuk ke dalam. Kalau itu sudah beres, kami yakin semua akan berjalan sesuai fungsi ideal terminal,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *