Peristiwa

Stage Ekspression Universitas Patompo 2025: Sekelumit Harapan Tumbuh di Tanah Kampus yang Tandus

×

Stage Ekspression Universitas Patompo 2025: Sekelumit Harapan Tumbuh di Tanah Kampus yang Tandus

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potrenusantara.co.id – Di tengah situasi kampus yang semakin sibuk mencetak ijazah namun Luput meningkatkan kualitas manusia yang mereka didik, sebuah ruang bernama Stage Ekspression lahir.

Bukan hanya sekedar ruang seni, tetapi sebagai awal dari sebuah panggung perlawanan, berangkat dari keresahan kolektif mahasiswa Universitas Patompo terhadap situasi kampus yang kian sunyi oleh aktivitas kemahasiswaan, kemanusiaan dan arah masa depan kampus Universitas Patompo.

Stage Ekspression Universitas Patompo 2025 adalah bentuk pernyataan sikap dari mahasiswa, bahwasannya mahasiswa Universitas Patompo bukan hanya sekadar angka dalam sistem atau nama di atas berkas kelulusan. Mahasiswa merupakan jiwa-jiwa hidup yang berpikir namun, ketika orang-orang yang memegang kuasa di kampus terlalu sibuk mengurusi kepentingan Fakultasnya masing-masing, maka ruang seperti ini menjadi penting dan mendesak

Dengan tema “Sekelumit Harapan Tumbuh di Tanah Kampus yang Tandus”, Stage Ekspression menjadi simbol perlawanan pertama yang menghidupkan kembali keberanian untuk bersuara di tengah sunyi yang mulai kehilangan arah. Panggung ini dibentuk sebagai medium untuk puisi, orasi, musik, gerak dan visual, segala bentuk ekspresi yang selama ini tak diberi tempat,
di laksanakan oleh mahasiswa patompo di Aula Univeristas Patompo.

“Stage Ekspression bukan agenda pelengkap, tapi reaksi atas ketimpangan yang terjadi di dalam kampus. Kami ingin menghidupkan ulang harapan yang lama padam,” ujar Putra Rimba Tjoa, salah satu penggagas kegiatan, Kamis (26/6/2025).

Asep Sopyan Hariri, rekan penyusun lainnya, menambahkan, “Kampus terlalu fokus menghasilkan lulusan dalam jumlah besar, namun lupa bagaimana manusia di dalamnya seharusnya ditumbuhkan, diarahkan dan dimanusiakan,” ungkapnya.

Sementara itu, Fahmi Yahya menyampaikan bahwa mahasiswa hari ini kehilangan ruang untuk berpikir dan bertanya. “Kita tidak butuh sistem yang hanya mencetak ijazah. Kita butuh ruang untuk hidup, untuk merasa, dan untuk menyuarakan dunia yang sedang kita jalanijalani,” ungkapnya.

Stage Ekspression bukan panggung akhir, tapi pembuka jalan. Sebuah suara kecil yang ingin menjadi gema. Sebuah harapan yang ingin bertumbuh,meski di tanah yang tandus.

Expressionstage_up
Kontak: 0813-4222-0511

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *