Peristiwa

100 Hari Kerja Bupati Gowa Dinilai Gagal, Aktivis Desak Evaluasi Serius

×

100 Hari Kerja Bupati Gowa Dinilai Gagal, Aktivis Desak Evaluasi Serius

Sebarkan artikel ini

Gowa, Potretnusantara.co.id – Evaluasi terhadap kinerja 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Gowa menjadi sorotan tajam dari sejumlah pemuda dan aktivis lokal. Lima program prioritas yang selama ini digaungkan Gowa Bersih, Gowa Cerdas, Gowa Sejahtera, Gowa Aman dan Gowa Melayani dinilai jauh panggang dari api.

“Gowa Bersih hanyalah slogan, faktanya, aktivitas tambang ilegal masih marak, terutama di Kecamatan Bajeng (Cadika) dan Bontonompo kampung halaman Ibu Bupati sendiri. Jalan-jalan rusak parah, tercemar lumpur tambang dan ini dibiarkan begitu saja,” kata Rahmat Yurika salah satu aktivis pemuda Kabupaten Gowa.

Rahmat juga mengomentari bahwa program Gowa Cerdas dianggap tidak memiliki arah yang jelas. Tidak ada indikator keberhasilan yang konkret dan implementasinya di lapangan dinilai minim sentuhan langsung terhadap masyarakat.

“Program Gowa Sejahtera dianggap tidak lebih dari janji kosong. Di sektor pertanian, hanya segelintir pengepul yang merasakan keuntungan, sementara para petani lokal masih hidup dalam keterbatasan. Parahnya lagi, beberapa warga mengaku kehilangan akses terhadap bantuan sosial seperti PKH tanpa alasan jelas,” tambahnya.

“Menjelang Pilkada 2024, tiba-tiba bantuan PKH kami dihentikan. Diduga ada intervensi politik dari oknum kepala desa. Ini bukti demokrasi kita sedang terkikis,” tegas warga Bontonompo dalam aduan kepada aktivis lokal.

Dalam hal keamanan, Gowa Aman juga belum terbukti sepenuhnya. Meski kerja sama TNI/Polri disebut berhasil menekan kriminalitas, dalam beberapa pekan terakhir justru terjadi peningkatan kasus pencurian yang meresahkan warga.

Kinerja 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Gowa dinilai gagal total oleh sejumlah elemen masyarakat sipil. Mereka pun menyerukan aksi pengawasan dan konsolidasi lebih luas untuk mempertanyakan arah kepemimpinan di Kabupaten Gowa.

“Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret dari pemerintah daerah, maka kami mengajak seluruh aktivis dan masyarakat Gowa untuk bersama-sama melakukan konsolidasi dan evaluasi terbuka terhadap 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Gowa tahun 2025,” pungkas Rahmat.

Sebagai penutup, Rahmat sampaikan pesan bermakna yang menggugah kesadaran kolektif masyarakat Gowa:

“Punna pa’rammo sumanga’na tau rungkayya, nanganremo sosok pammarentayya ribicarana tuma’buttayya, kiama’mintu nakanyame tuma’buttata.”
(Jika kalian ingin melihat kebangkitan rakyat kecil, jangan biarkan penguasa hanya pandai berkata-kata, namun diam dalam bertindak.)

Editor: Muh. Rizal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *