Peristiwa

Pengelolaan RSP UIN Alauddin Dinilai Diskriminatif, Alumni Soroti Dominasi Prodi Kedokteran

×

Pengelolaan RSP UIN Alauddin Dinilai Diskriminatif, Alumni Soroti Dominasi Prodi Kedokteran

Sebarkan artikel ini

Makassar, Potretnusantara.co.id – Uji fungsi Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar resmi dimulai. Namun, peluncuran tahap awal ini menuai kritik dari sejumlah alumni yang menilai arah pengelolaan rumah sakit terlalu terfokus pada Program Studi Kedokteran.

Andi Massakili, SKM, mantan Sekretaris Jenderal Dewan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar (DEMA UINAM) dan saat ini menjabat Wasekum Kesehatan Masyarakat Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Selatan (BADKO HMI SULSEL) , menyatakan keberatannya terhadap kebijakan pengelolaan RSP yang dianggap tidak inklusif. Ia menilai, rumah sakit seharusnya menjadi ruang bersama bagi seluruh program studi di bawah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), seperti Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Kebidanan.

“Pernyataan yang mengedepankan Prodi Kedokteran sebagai sentral pengelolaan rumah sakit sangat diskriminatif. Di Keperawatan bahkan sudah ada guru besar. Kenapa mereka tidak dilibatkan dalam manajemen?” ujar Massakili, Minggu (2/6/2025).

Ia juga mendorong pemisahan kelembagaan antara Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan agar pengelolaan rumah sakit lebih proporsional. Menurutnya, dominasi Prodi Kedokteran dalam struktur pengelolaan berpotensi menciptakan ketimpangan akademik, terutama jika kepemimpinan dekanat selalu mensyaratkan latar belakang dokter.

“Menteri Kesehatan saja bukan dokter, jadi kenapa harus eksklusif?” tambahnya.

Selain soal struktur kelembagaan, Massakili turut menyoroti proses rekrutmen sumber daya manusia (SDM) di RSP UIN Alauddin. Ia meminta agar perekrutan tenaga medis dan tenaga kesehatan dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel. Ia juga mendorong agar alumni UIN Alauddin diberi prioritas, minimal 50 persen dari total kebutuhan SDM.

“Banyak alumni FKIK yang sudah bekerja di rumah sakit ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka layak untuk diberdayakan di rumah sakit almamater,” tegasnya.

Sebagai langkah strategis, ia juga mengusulkan pelibatan alumni profesional dalam sistem manajemen rumah sakit guna memperkuat tata kelola yang lebih baik ke depan.

Meski peluncuran uji fungsi RSP dinilai sebagai capaian penting, kritik-kritik yang muncul menjadi pengingat agar proses pengelolaan rumah sakit berjalan inklusif dan adil, melibatkan seluruh unsur sivitas akademika lintas program studi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *