Opini

20 Tahun Unimerz Berkhidmat untuk Bangsa dan Negara

×

20 Tahun Unimerz Berkhidmat untuk Bangsa dan Negara

Sebarkan artikel ini

Oleh : Baharuddin Hafid (Dosen Tetap Universitas Megarezky Makassar)

Opini Publik, Potretnusantara.co.id – Dua puluh tahun bukanlah waktu yang singkat dalam perjalanan sebuah institusi pendidikan tinggi. Ia adalah rentang sejarah yang cukup untuk menilai konsistensi visi, ketahanan nilai, serta kontribusi nyata bagi masyarakat. Dalam konteks itulah, 20 tahun Universitas Megarezky (Unimerz) patut dibaca bukan semata sebagai perayaan usia, melainkan sebagai refleksi intelektual atas peran perguruan tinggi dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Adv

Sejak awal berdirinya, Unimerz menempatkan pendidikan bukan hanya sebagai proses transfer pengetahuan, tetapi sebagai ikhtiar pembentukan karakter, etika, dan tanggung jawab kebangsaan. Di tengah dinamika zaman yang ditandai oleh disrupsi teknologi, krisis nilai, dan kompetisi global yang kian ketat, keberpihakan pada misi pengabdian kepada bangsa dan negara menjadi sikap yang tidak mudah, namun justru semakin relevan.

Perguruan tinggi, sebagaimana diamanatkan dalam Tri Dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat tidak boleh terjebak dalam logika pasar semata. Unimerz, dalam dua dekade perjalanannya, telah menunjukkan upaya untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan profesionalisme akademik dan kepekaan sosial. Lulusan tidak hanya diarahkan menjadi tenaga kerja terampil, tetapi juga warga negara yang memiliki kesadaran moral, empati sosial, dan komitmen kebangsaan.

Dalam bidang pendidikan, Unimerz berperan memperluas akses dan kesempatan belajar, khususnya bagi masyarakat yang selama ini berada di pinggiran sistem pendidikan tinggi. Kehadiran kampus bukan sekadar simbol fisik, melainkan ruang transformasi sosial tempat anak bangsa membangun harapan, identitas, dan masa depan. Di sinilah pendidikan menemukan makna politiknya yang paling luhur: memanusiakan manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sementara itu, dalam ranah penelitian dan pengabdian masyarakat, kontribusi Unimerz dapat dibaca sebagai usaha menjembatani dunia akademik dengan realitas sosial. Pengetahuan tidak berhenti di ruang kelas atau jurnal ilmiah, tetapi diturunkan ke tengah masyarakat sebagai solusi atas problem konkret: kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga penguatan nilai-nilai kebangsaan. Kampus menjadi mitra masyarakat, bukan menara gading yang terpisah dari denyut kehidupan rakyat.

Tentu, perjalanan dua puluh tahun tidak lepas dari keterbatasan dan tantangan. Globalisasi pendidikan, tuntutan akreditasi, revolusi digital, hingga krisis kepercayaan publik terhadap institusi sosial menuntut pembaruan terus-menerus. Namun justru di titik inilah usia 20 tahun menjadi momentum strategis: saat yang tepat untuk melakukan refleksi kritis, memperkuat tata kelola, dan meneguhkan kembali orientasi pengabdian.

Ke depan, Unimerz dituntut untuk tidak hanya adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi juga progresif dalam membentuk arah perubahan itu sendiri. Perguruan tinggi harus menjadi pusat produksi gagasan, etika publik, dan kepemimpinan intelektual yang berpihak pada kepentingan bangsa. Di tengah polarisasi sosial dan pragmatisme politik, kampus harus berdiri sebagai ruang nalar yang jernih dan suara moral yang independen.

Dua puluh tahun Unimerz adalah kisah tentang pengabdian yang terus bertumbuh. Ia bukan garis akhir, melainkan jeda reflektif sebelum melangkah lebih jauh. Selama komitmen pada nilai keilmuan, kemanusiaan, dan kebangsaan tetap dijaga, Unimerz akan terus relevan sebagai bagian dari ikhtiar kolektif membangun Indonesia yang adil, beradab, dan bermartabat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *